Kembali

KEKUATAN FIRMAN ALLAH

YANG MENGUBAH HIDUP MANUSIA

 

Oleh Pdt. Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan di Kebaktian Sore, 15 Oktober 2006

di Philadelphia Baptist Fellowship, Tangerang

 

 

 

“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” (Roma 1:16 - TB).

 

“Karena tiadalah aku berasa malu mengaku Injil itu; karena ia itulah suatu kuasa Allah yang mendatangkan selamat kepada tiap-tiap orang yang percaya, terutama sekali kepada orang Yahudi, dan kepada orang Gerika juga” (Roma 1:16 – TL).

 

            Minggu lalu saya memperoleh dua buku yang sangat berharga yang dikirimkan oleh sahabat saya Rev. Sam Hull, director W.A. Criswell Sermon Library dan gembala Gospel and Truth Bible Church, Dallas, Texas. Kedua buku itu adalah karangan Dr. W.A. Criswell  yang berjudul Criswell’s Guidebook for Pastors dan Why I Preach That the Bible is Literally True. Karena buku-buku ini berisi makanan rohani yang lezat bagi jiwa saya, maka tanpa terasa saya telah melahap semua yang tertulis dalam buku itu khususnya buku yang berjudul I Preach That the Bible is Literally True. Ada banyak kebenaran yang luar biasa di dalam buku ini yang telah memberkati saya.  Sebelumnya saya hanya memimpikan untuk dapat memiliki dan membaca buku ini. Ketika Dr. R.L. Hymers, Jr, saudara kita dari Los Angeles mengomentari bahwa buku ini adalah buku yang luar biasa dalam bukunya yang berjudul Battle for the Bible in the 21st Century, saya ingin sekali memiliki buku tersebut, namun puji Tuhan akhirnya Tuhan mengirimkan buku itu kepada saya melalui Rev. Sam Hull.

            Rasanya saya egois jika menikmati buku ini sendiri tanpa membagikan kepada orang lain atau jemaat saya atau mahasiswa saya. Saya berencana untuk menerjemahkan buku ini untuk Anda semua. Tolong doakan, karena saya sangat sibuk sekali, baik karena seperti yang Anda sendiri ketahui bahwa saya mengajar siang malam selama satu minggu, berkhotbah minimal 5 (lima) kali dalam seminggu dan mengerjakan proyek penerjemahan khotbah-khotbah Dr. R.L. Hymers, Jr dari Baptist Tabernacle of Los Angeles dan juga khotbah-khotbah Dr. W.A. Criswell sendiri. Namun saya akan berusaha untuk menerjemahkan buku ini untuk Anda.

            Sore ini saya terbeban untuk menyampaikan salah satu alasan mengapa saya percaya bahwa Alkitab secara literal adalah benar. Dan salah satu alasannya adalah karena Alkitab memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan manusia. Dan dalam khotbah saya ini saya akan banyak membagikan berkat Firman Allah yang telah saya nikmati ketika saya membaca buku Dr. W.A. Criswell yang berjudul Why I Preach That the Bible is Literally True ini. Apakah bukti bahwa Firman Allah memiliki kekuatan untuk mengubah hati dan hidup manusia?

 

1. Karena Alkitab dapat Mempertobatkan Manusia

 

Dr. W.A. Criswell berkata, “Alkitab bekerja. Kebenaran-kebenaranya mengubah hati serta hidup manusia. Ia mempertobatkan manusia untuk hidup lebih baik, baik bagi orang kecil maupun orang besar. Baik bagi pengemis di jalanan maupun seorang raja di tahtanya, bagi wanita miskin yang menyapu di loteng atap rumah maupun para filsuf  di kursi kehormatannya, bagi para pemikir yang hebat maupun orang-orang awam, mereka semua diubah oleh kuasa Alkitab ini. Para pemabuk, pencuri dan preman meninggalkan dosa mereka untuk melangkah ke dalam terang pengajaran Allah. Orang atheis yang sombong menjadi orang percaya yang rendah hati di dalam Kristus oleh karena kebenaran-kebenaran Alkitab” [Dr. W.A. Criswell, Why I Preach That the Bible Is Literally True, Nashville: Tennessee, 1965, hal. 12].

 

Ia menceritakan tentang salah satu jemaatnya yang sangat mengasihi Alkitab. Oleh karena pemeliharaan Tuhan, ada seorang laki-laki tua dengan sangat menakjubkan diselamatkan di salah satu acara kebaktian di gerejanya. Ia pernah menjadi orang yang sangat berdosa.  Sepanjang tahun-tahun hidupnya ia belum pernah mengenal hal-hal lain selain cara kehidupan duniawi. Namun ia menikah dengan wanita Kristen yang sangat mengasihi Tuhan yang kemudian membawanya ke jemaat kami, di mana, di sana ia mendengarkan Firman Allah dan menemukan Tuhan. Perubahan terjadi dengan sangat cepat. Ia menjadi manusia baru dan manusia yang berbeda. Ia setia datang ibadah. Baik di rumah atau pun di tempat kerjanya ia secara konstan membaca Alkitab karena ia ingin menebus tahun-tahunnya yang telah ia sia-siakan dalam dunia ini.

           

Akhirnya hari dukacitapun datang. Ia terkena serangan jantung dan kemudian langsung meninggal. Dr. Criswell pergi melayani pemakamannya dan mengucap syukur kepada Allah yang telah mempertobatkan orang ini menjadi orang Kristen sejati.  Bersama dengan ratusan teman-teman yang lain dalam jemaat itu, ia melihat laki-laki itu seperti sedang tidur nyenyak dalam peti mati itu. Yang membuat ia terharu adalah, tangan kanannya memegang Alkitab dan meletekkannya di atas dadanya. Dr. Criswell mendekati istrinya dengan hati penuh keharuan.

 

            “Ini adalah hal yang tidak biasa,” katanya, “bahwa ia memegang Alkitab di tangannya! Mengapa Anda melakukan ini?”

 

            “Oleh karena beberapa alasan,” sahutnya, “bahwa ia sangat menyukai Alkitabnya itu. Kami membaca Alkitab di gereja; kami membacanya bersama di rumah. Ia membacanya di kantornya. Sepantasnyalah bila Alkitabnya ada di tangannya sebagai kesaksian terakhirnya tentang kuasa Firman Allah yang telah menyelamatkannya.”

 

            Dan kemudian mereka menguburkan dia bersama dengan Alkitab itu dalam peti mati di mana ia dibaringkan sambil menunggu hari kebangkitan ketika hari Tuhan tiba dan ketika Allah dari Buku ini membawa penggenapan dari setiap janji yang tertulis dalam setiap halamannya. Ketika tukang post menyerahkan sepucuk surat dari seorang anak muda yang ingin mengucapkan terimakasih kepada Dr. Criswell yang telah memimpin pelayanan kebaktian penguburan ayahnya yang terkasih itu. Ia menutup surat itu dengan kalimat berikut ini: “Ayah saya sangat senang mendengar Anda berkhotbah dari Alkitab dan sangat bahagia mengetahui bahwa Anda ada bersama dengan kata-kata yang memberikan jaminan serta damai ketika kami membutuhkan Anda. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati Anda untuk menjadi gembala yang senantiasa memberikan makanan rohani dari Firman Allah kepada jemaat yang Anda gembalakan” [ibid]

 

Dr. Criswell pernah menggembalakan suatu gereja di pedesaan dan ia memiliki deacon yang sengat mengasihi Tuhan. Suatu kali dalam suatu persekutuan deakon diberi Alkitab dalam bahasa Spanyol. Ia tidak dapat membacanya dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan itu. Kemudian ia memberikan Alkitab itu kepada sebuah keluarga yang berbahasa Spanyol yang tinggal beberapa mil jauhnya dari tempat tinggalnya. Ia melakukan perjalanan beberapa mil jauhnya menuju keluarga orang Mexico itu dan memberikan Alkitab bahasa Spanyol itu kepada mereka.  Tidak lama kemudian kepala keluarga orang Mexico itu datang mengunjungi deacon yang saleh tersebut. Ia berkata bahwa ia dan keluarganya telah membaca Buku itu, dan mereka telah menemukan Tuhan, dan untuk mentaati perintah Kristus, mereka memberi diri dibaptis. Dr. Criswell membaptiskan mereka “di dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.” Mereka benar-benar telah berubah dan diselamatkan.

 

Setelah beberapa waktu berlalu, rumah mereka terbakar. Ketika Dr. Criswell pergi untuk mengunjunginya dan untuk memberi bantuan kepada mereka yang ditimpa bencana tersebut, mereka memberikan Alkitab itu kepadanya. Alkitab itu sebagian telah terbakar dan telah terendam air. Kepala keluarga orang Mexico itu berkata kepadanya, “Ini adalah satu-satunya yang dapat kami selamatkan dari kebakaran rumah kami. Firman Allah telah banyak memberkati kami maka yang pertama kali kami cari untuk diselamatkan adalah Alkitab ini.”

 

Seorang dokter dimenangkan bagi Kristus ketika mendengarkan khotbah Dwight L. Moody. Seseorang berkata kepadanya bagaimana itu bisa terjadi dan ia menjawab: “Saya pergi untuk mendengarkan Mr. Moody berkhotbah dengan tanpa pikiran lain selain untuk mentertawakan dia. Saya tahu bahwa ia bukanlah seorang sarjana dan saya merasa yakin bahwa saya dapat menemukan banyak kekurangan dalam argumentasinya. Namun saya tidak menemukan itu pada orang itu. Ia berdiri di sana di balik Alkitab dan penjelasan Kitab Suci itu membakar saya dan menembus hati saya bagaikan peluru yang melesat dari senapannya, dan akhirnya saya dipertobatkannya.” Kuasa Moody terletak dalam cara ia menjelaskan Alkitabnya dengan kefasihan bicaranya dan Allah yang memberkati khotbah-khotbahnya yang berasal dari Firman yang kekal itu.

 

Charles Haddon Spurgeon adalah seorang hamba Tuhan yang sangat terkenal di London. Ia adalah seorang pengkhotbah Alkitab. Ia percaya setiap yang tertulis dalam Buku ini. Ia pernah membawakan lebih dari empat ribu khotbah dari Alkitab mulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu. Melalui khotbah dari Alkitab yang luar biasa dari satu orang ini, pengaruh yang luar biasa telah mengalir ke keseluruh dunia. Seseorang ditemukan mati membeku di pegunungan es Alpen. Ia sedang menggenggam salah satu dari khotbah-khotbah Spurgeon. Ketika David Livingstone meninggal, ditemukan salah satu dari khotbah-khotbah Spurgeon ditopinya. Pengaruh dari khotbah-khotbah Spurgeon dari Alkitab di Metropolitan Tabernacle di London secara literal telah menggerakan seluruh dunia berbalik kepada Allah.

 

 

2. Karena Alkitab Memiliki Pengaruh yang Kuat dalam Kehidupan Manusia

 

 Seorang wartawan perang yang mengikuti tentara Amerika Serikat ketika mereka merebut dan menduduki Okinawa melaporkan demikian: 30 tahun sebelumnya di sana pernah dilewati oleh seorang Misionaris yang sedang dalam perjalanan menuju Jepang. Ia mampir di sana tetapi sebentar saja. Tetapi pada kesempatan itu ia mampir di perkampungan kecil di Okinawa yang bernama Shimabuku, ia memberitakan Injil di sana. Ia memenangkan dua orang bagi Kristus, dan memberikan kepada mereka sebuah Alkitab.

 

Salah satu dari orang ini bernama Shosei Kina, dan ia menjadi kepala suku di perkampungan itu. Sedangkan yang satunya lagi bernama Mojun, dan ia menjadi kepala sekolah di desa itu. Dan apa yang terjadi selama 30 tahun setelah ia memiliki Alkitab? Pertama, mereka membangun sekolah, dan Mojun adalah kepala sekolah itu. Ia adalah seorang guru. Dan mereka telah memiliki teks atau bahan pelajaran, yaitu Alkitab. Dan mereka mengajar Alkitab di sekolah itu. Mereka berdoa kepada Tuhan Yesus. Mereka menemukan Firman Allah dan kehendak Tuhan bagi hidup mereka. Mereka memiliki satu teks atau satu buku pelajaran saja, yaitu Alkitab.

 

Selain menjadi orang Kristen, Shosei Kina juga menjadi pemimpin di desa kecil itu. Ia memimpin rakyatnya ke jalan Tuhan. Kedua orang itu telah memenangkan setiap orang di desa itu untuk beriman di dalam Kristus. Mereka semua adalah orang Kristen, ya mereka semua. Dan mereka membangun pemerintahan kecil mereka berdasarkan Firman Allah.

 

Ketika tentara Amerika datang untuk menduduki Okinawa, dan desa Shimabuku ini adalah jalur utama yang dilewati  oleh tentara Amerika. Dan wartawan perang ini bersama dengan pasukan Amerika yang  menduduki pulau itu. Dan ketika tentara Amerika, anak-anak muda Amerika itu datang ke Shimabuku, mereka datang ke desa itu dengan altileri, senjata mesin dan senapan, dapatkah Anda bayangkan? Mereka dihadang oleh dua orang tua. Salah satunya bernama Shosei Kina dan yang satunya lagi bernama Mojun. Dan salah satu dari orang ini memperkenalkan dirinya sebagai pemimpin desa itu, dan yang satunya memperkenalkan dirinya sendiri sebagai seorang guru dan kepala sekolah di sekolah Kristen.

 

Dan mereka menyambut pasukan Amerika itu karena mereka telah mendengar bahwa mereka yang datang itu adalah orang Amerika dan mereka telah mengenal satu orang Amerika. Dan mereka berkata, “Orang-orang Amerika ini yang sekarang sedang datang agak sedikit berbeda, dengan seorang Amerika yang pernah ia lihat sebelumnya.” Tetapi kedua orang tua ini menyambut baik orang-orang Amerika itu.

 

 Dan ketika kedua orang ini menyambut orang-orang Amerika itu, mereka melakukannya di dalam nama Tuhan, di dalam nama Yesus, dan di dalam nama Kitab-Nya yang kudus yang telah menjadi dasar dan pusat hidup mereka dan pemerintahan mereka. Sehingga ini membuat pasukan Amerika itu menjadi bingung. Mereka tidak tahu harus berpikir apa. Kemudian mereka memanggil chaplain, dan chaplain itu mengumumpulkan para pemimpin pasukan. 

 

Dan kedua orang Kristen tua yang baik ini menemani para pemimpin Amerika tersebut sepanjang jalan di desa mereka. Dan para pemimpin Amerika itu menjadi bingung, karena di kebanyakan desa di Okinawa dipenuhi dengan kotoran dan debu, dan masyarakat di situ masih terbelakang dan lugu, namun di desa yang satu ini, desa kecil ini, nampak begitu bersih tidak seperti dengan desa-desa lainnya. Jalan-jalan dipelihara dengan baik. Rumah-rumah mereka bersih. Dan masyarakat mereka begitu ramah dan beradab. Dan para pemimpin Amerika ini begitu kagum dengan apa yang mereka sedang lihat.

 

Kedua orang Kristen yang sudah lanjut usia itu berpikir bahwa mereka tidak puas dengan penyambutannya. Dan kedua orang itu membungkuk, dan berkata, “Oh, Anda harus memaafkan kami. Kami adalah masyarakat yang masih terbelakang, dan kami semua  hanya mengetahui Alkitab saja. Dan kami telah melakukan tidak ada hal lain selain mengikut Yesus. Jadi Anda harus memaafkan kami.”

 

Dan mereka menjawab, “Memaafkan Anda? Memaafkan Anda?”

 

Dan selanjutnya wartawan ini menutup laporannya dengan ini, “Saya berjalan menyusuri jalan-jalan di Shimabuku dengan kawalan seorang sersan Amerika, dan ia berkata kepada saya,  “Philip, lihatlah ini.” Ia melanjutkan, “Saya mulai heran bila kita tidak berpikir bahwa kita sudah menggunakan senjata yang salah untuk mengubah dunia.” [Dr. Eddy Peter Purwanto, editor, Firman Kebenaran. Tangerang: Departemen Literatur  STTI Philadelphia, 2006, hal. 42-43].

 

Dr. W.A. Criswell berkata, “Pengaruh yang luar biasa dari Alkitab berefek terhadap setiap segi kehidupan manusia. Isi Alkitab telah menyediakan tema-tema bagi para penyair besar, artis, dan musisi yang dunia pernah hasilkan. Hancurkan otoritas agung seperti Elijah dan Messiah dan Anda akan kehilangan sesuatu yang berharga yang tidak akan pernah tergantikan dari dunia musik. Hilangkan lagu-lagu indah yang terinspirasi dari Kitab Suci, maka Anda akan kehilangan keindahannya dan hati Anda tidak akan tersentuh sama sekali. Hapuslah setiap rujukan kebenaran-kebenaran moral dan rohani yang diajarkan dalam Firman Allah dalam tulisan-tulisan karya Dante, Milton, Tennyson, Wordsworth, dan Carlyle, maka Anda telah menghilangkan keagungan dan merusak keindahan dari karya-karya tersebut. Lepaskanlah pemandangan lukisan tentang kehidupan Israel dan kehidupan Tuhan kita yang ada di dinding-dinging galeri lukisan kita terbaik, maka Anda telah mencabut permata murni yang sangat berharga dari mahkota orang-orang jenius” [ibid].

 

Seorang misionaris Kristen mau mendarat di kepulauan orang-orang yang masih liar. Penduduk di sana tidak memiliki bahasa tertulis dan mereka tidak memiliki tulisan-tulisan apapun. Mereka mengganggap orang asing sebagai musuh. Mereka tidak ingin mengubah cara hidup mereka yang liar dan menganggap orang asing sebagai musuh itu. Latar belakang mereka adalah cannibal (memakan daging manusia) dan lebih mirip binatang buas dari pada mirip manusia dalam kehidupan mereka sehari-hari. Namun orang Kristen atau misionaris ini, yang telah sampai di tepi pantai tanpa uang dan tentara itu, mengerjakan mujizat yang luar biasa dalam kehidupan orang-orang di sana. Senjatanya hanyalah Alkitab. Harta milik satu-satunya hanya keselamatan dari Kristus. Ia memberitakan Injil. Ia memberikan undangan. Kemudian mujizat terjadi. Hanya dalam waktu beberapa tahun saja, orang-orang liar yang dulunya tidak pernah mengenakan pakaian (telanjang) itu kemudian mulai mengenakan pakaian yang pantas. Para pembunuh yang tak bermoral itu akhirnya berubah menjadi orang Kristen yang sangat bersahabat. Kekejaman mereka yang sungguh tragis itu sekarang berubah menjadi kebaikan yang luar biasa. Semua ini bisa terjadi tidak lain dari pada apa yang dihasilkan oleh Firman Allah [ibid].

 

Alkitab menjadi buku yang banyak dipelajari oleh orang-orang hebat dalam masyarakat modern ini. Dimana-mana entah itu para pengarang, negarawan yang terhormat, para ilmuwan telah bersaksi tentang betapa bernilainya dan pentingnya Firman Allah yang suci itu. Benjamin Franklin berkata, “Anak muda, nasehatku untuk kalian adalah agar kalian harus bertumbuh dalam pengenalan akan Kitab Suci.” Thomas Jefferson berkata, “Saya pernah berkata dan akan selalu berkata bahwa mempelajari buku suci ini akan membuat masyarakat lebih baik, para ayah menjadi lebih baik, dan para suami menjadi lebih baik.” Daniel Webster suatu kali berkata, “Dari masa saya masih di pangkuan ibuku saya telah mempelajari tulisan-tulisan suci dalam pembelajaran saya setiap hari” [ibid].

 

Charles Darwin mengumumkan secara resmi teori evolusi-nya. Dengan kemampuan berbahasa Inggris yang minim serigala berbulu domba ini pergi ke seluruh dunia. Dan ketika ia sampai di ujung  Amerika Selatan, di negeri yang disebut   Tierra del Fuego, Charles Darwin melihat banyak orang di pinggiran Amerika Selatan yang mengalami degradasi, manusia yang begitu tidak sempurna (subhuman), sehingga ia berkata, “Mereka tidak punya jiwa dan tidak memiliki hati nurani dan tidak memiliki kepekaan untuk membedakan antara benar dan salah, dan mereka adalah mata rantai yang hilang antara binatang dan homo sapiens.” Itulah apa yang Charles Darwin katakan. Ketika kata-kata itu sampai ke London, London Missionary Society mengirim misionaris kepada orang-orang Tierra del Fuego dan memberitakan Injil kepada mereka. Dan mereka bertobat dan berbalik dan menjadi contoh orang-orang Kristen yang baik. Tidak ada ras manusia yang tidak memiliki hati nurani yang mana melaluinya Tuhan berbicara kepada umat manusia. Tuhan berbicara dalam hati nurani. [Firman Kebenaran, hal 87] Dan Alkitab telah mengubah kehidupan mereka menjadi sangat beradap.

 

            Saudaraku ada banyak kisah yang sudah saya berikan yang menggambarkan bagaimana Firman Tuhan itu adalah kekuatan Allah yang dapat mengubah kehidupan manusia. Firman Allah dapat mempertobatkan dan mempengaruhi kehidupan manusia. Oleh sebab itu, tidak heran bila Rasul Paulus berkata, “Karena tiadalah aku berasa malu mengaku Injil itu; karena ia itulah suatu kuasa Allah yang mendatangkan selamat kepada tiap-tiap orang yang percaya, terutama sekali kepada orang Yahudi, dan kepada orang Gerika juga” [Roma 1:16 TL]. Dan saya berharap Anda termotivasi kembali untuk mengasihi Alkitab, mengkhotbahkan Alkitab dan mengakuinya sebagai Firman Allah yang secara literal benar dan tidak ada salah.