Daftar Isi

 

NATAL DAN POSTMODERN

 

Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan di Kebaktian Natal, 4 Desember 2006

di Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadelphia

 

“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (Yesaya  9:1)

 

“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8:12)

 

Untuk mendefinisikan apakah Postmodern itu, sangatlah tepat bila saya mengutip pernyataan dari Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900) dikenal sebagai nabi dari postmedernisme. Dia adalah suara pionir yang menentang rasionalitas, moralitas tradisional, objectivitas, dan pemikiran-pemikiran Kristen pada umumnya. Nietzsche berkata, “Ada banyak macam mata. Bahkan Sphinx juga memiliki mata; dan oleh sebab itu ada banyak macam kebenaran, dan oleh sebab itu tidak ada kebenaran.” Pandangan Nietzsche ini diperjelas oleh C.S. Lewis ketika ia berkata, “My good is my good, and your good is your good”  (kebaikanku adalah kebaikanku, dan kebaikanmu adalah kebaikanmu), atau kalau orang Jakarta bilang, “gue ya gue, lo ya lo”. Jadi di sini tidak ada standar absolut tentang benar atau salah dalam post-modern. Mungkin Anda juga pernah mendengar orang berkata “Mungkin itu benar bagimu, tetapi tidak bagiku” atau “Itu adalah apa yang kamu rasa benar.” Kebenaran, bagi generasi postmodern adalah relatif, tidak absolut.

 

Jika pada masa Modern, manusia mengingkari agama oleh karena pengaruh rasionalitas, namun pada masa Postmodern ini manusia mengingkari agama dengan irrasionalitas. Pada postmodern ini bermunculan agama-agama baru buatan manusia yang merupakan hasil sinkritisme dan pluralisme. Tidak ada kebenaran absolut dalam agama apapun atau mungkin bahkan dalam kitab suci apapun, yang ada adalah kebenaran relatif, kebenaran menurut masing-masing yang memandangnya, sehingga manusia di sini sebagai hakim penentu kebenaran, dan bukan Tuhan yang menjadi penentu kebenaran melalui Kitab Suci yang diwahyukannya.

 

Pada perenungan Natal kita ini, kita akan melihat kondisi zaman postmodern ini, bangsa kita, keluaga kita, atau bahkan diri kita sendiri di tengah era postmodern ini. Ada beberapa poin yang akan kita bahas dari ayat perenungan kita ini:

 

I. Firman Tuhan berkata bahwa kita berada dalam kegelapan postmodern

 

 Firman Tuhan berbicara tentang,

 

Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan… negeri kekelaman” (Yesaya 9:1)

Inilah fakta yang sesungguhnya bahwa kita berada di tengah bangsa yang berjalan di dalam kegelapan, kita tinggal di negeri kekelaman.

 

Dr. Martyn Lloyd-Jones sering berkata bahwa tanpa kebangunan rohani yang riil tidak ada pengharapan bagi Kekristenan di dunia Barat. Perhatikanlah dengan hati-hati kata-katanya tentang gereja-gereja di Amerika Utara dan Eropa ini.  

 

Jika Anda membaca sejarah gereja sebelum kira-kira tahun 1830 atau 1840, Anda akan menemukan bahwa di banyak negara ada  kebangunan kembali agama hampir setiap sepuluh tahun sekali atau kira-kira segitulah. Namun belum pernah terjadi lagi yang seperti ini. Hanya pernah terjadi satu kebangunan rohani utama sejak tahun 1859. Oh, kita melintasi periode yang tandus… Kita telah melewati satu dari periode-periode yang paling tandus dalam sepanjang sejarah Gereja ini. Kita telah menjadi seperti anak bungsu yang durhaka yang berada di negeri yang jauh, menghabiskan waktu kita di peternakan babi dan tidak makan apa-apa selain ampas makanan babi. Ya, kita telah berada dalam perbudakan, telah berada dalam ketakutan, kita telah menderita penganiayaan dan caci-maki, dan itu masih berlangsung sekarang ini. Kita masih ada di padang gurun. Jangan percaya apapun yang mengatakan bahwa kita tidak sedang mengalami semua itu. Gereja sedang ada di padang gurun… Gereja Kristen masih sangat sakit, namun begitu percaya diri bergantung pada dirinya sendiri, begitu yakin bahwa ia hanya perlu mengorganisir dengan cara yang lain, beberapa usaha lebih lanjut”     (D. Martyn Lloyd-Jones, M.D., Revival, Crossway Books, 1987, pp. 129-130).  

 

            Dan Minggu lalu di Baptist Tabernacle of Los Angeles, Dr. R.L. Hymers, Jr. yang adalah sahabat kita dan Chancellor dari STT kita berkata demikian,

 

Di satu sisi, kita melihat banyak gereja berkata bahwa mereka mengutamakan Roh Kudus, menekankan perasaan emosional, menekankan apa yang disebut “doa penyembahan” dan semua bentuk doktrin palsu yang diserukan. Dan di sisi lain, kita melihat penekanan doktrin dan studi Alkitab.  Doktrin demi doktrin. Studi kitab demi kitab, telah mempelajarinya namun tidak pernah dapat sampai pada realitas, tidak pernah dapat sampai pada pengenalan pribadi akan kebenaran, tidak pernah melihat kebangunan rohani, mempertahankan teologi Revival, namun tidak pernah mengalami revival (kebangunan rohani) itu sendiri! Hanya teologi sekering debu, diajar namun tidak menanggap!  Belajar namun tidak membakar! Mengajar (teaching) namun tidak berkhotbah (preaching)! Memberikan informasi (informing) namun tidak mempertobatkan (converting)! Dan di sisi lain kita juga melihat pengagungan metodologi. Kita diberi tahu bahwa hanya dengan memiliki metode yang benar, misalnya pertumbuhan mereka melalui menarik banyak orang untuk datang dengan manipulasi sosiologikal purpose-driven, didorong dengan kekuatan musik rock, penekanan psikologi tentang possibility thinking, atau positive thinking, mungkin akan memenuhi kebutuhan kita. Namun dengan berat hati, kami harus mengaku, bersama Dr. Lloyd-Jones, bahwa, “Kita masih ada di padang gurun. Jangan percaya apapun yang mengatakan bahwa kita tidak sedang mengalami semua itu.”

 

Dan saya yakin bahwa apa yang diungkapkan oleh kedua pengkhotbah di atas merupakan kebenaran yang juga kita alami di tengah-tengah bangsa kita. Kita sedang berada di tengah bangsa yang berada dalam kegelapan dan tinggal dalam negeri kekekalam. Di era Postmodern ini manusia melakukan apa yang menurut mereka masing-masing benar, dan yang salahpun bisa menjadi benar sedangkan yang benar menjadi salah. Jangan pernah berpikir bahwa Kekeristenan Indonesia saat ini sedang mengalami kebangunan rohani. Saya setuju apa yang dikatakan oleh Dr. Martyn Lloyd-Jones bahwa gereja-gereja “kita melintasi periode yang tandus… Kita telah melewati satu dari periode-periode yang paling tandus dalam sepanjang sejarah Gereja ini. Kita telah menjadi seperti anak bungsu yang durhaka yang berada di negeri yang jauh, menghabiskan waktu kita di peternakan babi dan tidak makan apa-apa selain ampas makanan babi. Ya, kita telah berada dalam perbudakan, telah berada dalam ketakutan, kita telah menderita penganiayaan dan caci-maki, dan itu masih berlangsung sekarang ini. Kita masih ada di padang gurun. Jangan percaya apapun yang mengatakan bahwa kita tidak sedang mengalami semua itu. Gereja sedang ada di padang gurun… Gereja Kristen masih sangat sakit, namun begitu percaya diri bergantung pada dirinya sendiri.”

 

Amerika dan negara-negara Barat membuang warisan sejarah iman Kristen mereka. Tanya saja kepada beberapa mahasiswa perguruan tinggi yang ada di sana. Mereka akan menjelaskan kepada Anda tentang bagaimana para professor mereka di perguruan tinggi umum telah menyatakan sebagai orang Kristen musiman. Mereka meremehkan dan menyerang Alkitab dan Kristus hampir di setiap kelas perguruan tinggi umum mereka. Mereka berusaha keras untuk mengarahkan generasi Anda menyimpang dari Kristus, dari Alkitab dan dari Allah yang menciptakan mereka.

 

ACLU dan kelompok-kelompok atheis lainnya sedang melakukan segala sesuatu yang dapat mereka lakukan untuk menghancurkan setiap sisa Kekristenan yang masih ada di Amerika. Kelompok-kelompok diabolis yang lain sedang melakukan hal yang sama di Inggris dan Kontinen Eropa. Akankah mereka berhasil menyingkirkan semua penekanan tentang Kristus dalam kehidupan orang Amerika dan Dunia Barat? Situasi ini kelihatannya tidak baik. Mereka telah menyatakan ini sebagai “politically incorrect” di Amerika, bahkan walau hanya memberi ucapan kata “Selamat Natal”. Banyak toko-toko besar telah menghilangkan penekanan Kristus dan Natal pada tahun ini. Akankah kejahatan ini, kelompok sosialis ini menang dan menghilangkan semua penekanan tentang Yesus di Amerika dan Dunia Barat? Dr. Hymers berkata, “Saya pikir mereka mungkin akan menang. Saya pikir ada saatnya mereka bahkan akan masuk ke dalam gereja-gereja dan berusaha untuk mengatur orang Kristen sejati tentang apa yang boleh dan tidak boleh mereka khotbahkan. Saya percaya bahwa kegelapan yang teramat gelap sedang menyelimuti Amerika, Inggris dan Dunia Barat saat ini. Tetapi ingatlah, tatkala malam semakin gelap, terang bercahaya makin terang!”

 

Dr. Hymers berkata bahwa “Los Angeles begitu gelap di Hari Natal ini. Kata “Natal” telah dihilangkan dari semua iklan oleh para humanis sosialis sekuler. Di banyak tempat kerja dan sekolah-sekolah anak-anak muda kita diberitahu bahwa berbahaya jika mereka bahkan hanya sekedar mengucapkan “Selamat Natal” di tempat kerja mereka. Akankah Kekristenan akan mati di Amerika dan Dunia Barat? Saya tidak berpikir demikian. Saya percaya bahwa Tuhan akan menggerakan kembali, dan Kekristenan akan bangkit kembali, bangkit dari kematian! Tidak melalui para humanis lama dari generasi Hipi – tetapi melalu orang-orang muda seperti kalian, yang akan berkata, “Cukup! Kita harus bangkit dan memberitakan Kristus kepada setiap orang – dan kita tidak boleh takut dan mengalah untuk diam! Kita tidak boleh tunduk pada kaki emas materialisme, drugs, aborsi, kemaksiatan, dan cinta uang.” Saya percaya bahwa generasi kalian dapat bangkit di tengah kegelapan dan berkata, “Kami tidak ingin kepalsuanmu, cara hidup materialistik yang mengabaikan Tuhan. Kami ingin Yesus Kristus!” Jika peristiwa bahagia ini dapat terjadi, bahkan di Amerika dan Dunai Barat, maka kami akan dapat berkata, “Tatkala malam semakin gelap, sinar Yesus Kristus, Anak Allah, bercahaya semakin terang!” 

 

 

Dan saya mau katakan kepada Anda bahkan Kekristenan di Indonesia sebenarnya tidak lebih baik dari Kekristenan di Amerika, Inggris dan Kontinen Eropa. Satu fakta yang tidak dapat disangkal bahwa manusia sudah rusak total (total depravity). Dan siapapun Anda yang menolak doktrin ini, berarti Anda sedang menganggap diri Anda benar, atau paling tidak masih ada sedikit kebaikan atau kebenaran dalam diri Anda. Dan tentunya anda yang mengadopsi konsep yang demikian anda berpikir bahwa jikalau anda diselamatkan oleh Kristus, itu bukan sepenuhnya pekerjaan Kristus, namun anda juga memiliki andil dalam keselamatan anda, yaitu kebenaran anda sendiri. Dan dengan demikian berarti anda telah berada dalam konsep portmodern, bahwa kebenaran ada pada diri anda, bukan pada Allah dan Firman-Nya. Namun Alkitab memberikan deskripsi yang jelas tentang kondisi manusia termasuk anda.

 

“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” (Hakim-Hakim 21:25)

 

“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:5).

 

“Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Roma 3:10-12).

 

Ayat-ayat di atas menunjukkan gambaran dari kondisi zaman postmodern ini dan sekaligus menegaskan kebenaran doktrin total depravity. Maksud dari doktrin total depravity ini sebenarnya sudah sangat jelas ditunjukkan dalam Kejadian 6:5 dan Roma 3:10-12 bahwa segala kecenderungan hati dan pikiran manusia semata-mata adalah untuk kejahatan dari pada berbuat baik. Bukankah ini adalah fakta dalam kehidupan anda di kota metropolitan? Bagaimana anda dapat menyangkal kebenaran ini?

 

Minggu lalu saya membeli buku yang ditulis oleh pengkhotbah Puritan tersohor, Asahel Nettleton, yang berjudul Asahel Nettleton: Sermons From Second Great Awakening. Dalam buku ini ia membuktikan kebenaran doktrin total depravity dengan empat alasan, yaitu; 1) Banyak ayat Alkitab menegaskan bahwa manusia telah mengalami total depravity, yaitu bahwa segala kecenderungan hati dan pikirannya membuahkan kejahatan; 2). Doktrin kelahiran baru membuktikan kebenaran dari doktrin total depravity, karena jika manusia masih belum rusak total mengapa perlu dilahirkan kembali, diciptakan kembali menjadi ciptaan baru, yang kalau dalam bahasa aslinya ktisis menunjukkan bukan ciptaan baru yang dibangun di atas manusia lama, namun benar-benar baru; 3) Pembedaan penggunaan istilah orang kudus (saints) dan orang berdosa (sinners) dalam Alkitab menunjukkan kebenaran doktrin ini; dan 4). Pengalaman anda pada waktu menyadari diri anda adalah orang yang berdosa dan harus bertobat menunjukkan kebenaran doktrin ini. Ingatlah pada saat anda insaf dari dosa-dosa anda, anda mengakui di hadapan Tuhan bahwa anda adalah orang berdosa dan tak ada satupun kebenaran dalam diri anda dalam pemandangan Tuhan. Pengalaman anda itu adalah bukti dari kebenaran doktrin total depravity.  Dan kondisi manusia yang telah rusak total inilah yang mengkharakteristik dari kehidupan di ere postmodern ini.

 

Jadi jelas sekali bahwa kita saat ini berada di tengah bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Kita hidup dan diam di negeri kekelaman. Ini mengingatkan saya pada waktu “dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:5), awan gelap murka Allah disertai petir dan halilintar yang dahsyat sedang bergayut di atas semua manusia di bumi – kecuali Nuh dan keluarganya yang memperoleh kasih karunia dari Tuhan – sebelum akhirnya dunia ditenggelamkan dengan air bah. Dan ini juga mengingatkan saya ketika saya berkhotbah tentang Sodom dan Gomora di Amsterdam, di Negeri Belanda, sama seperti api murka Allah yang bergayut di atas Sodom, begitu juga awan hitam yang gelap penuh api halilintar sedang bergayut di atas Amsterdam, kota yang telah sama seperti dengan Sodom dan Gomora. Dan saya yakin bahwa kegelapan itupun juga menyelimuti negeri kita tercinta ini dan berbagai bencara yang menimpa negeri ini saya percaya bahwa semua itu merupakan pratanda dari kemurkaan Allah atas kejahatan kita semua yang diam di negeri kekelaman dan bangsa yang berjalan dalam kegelapan ini.

 

II. Firman Tuhan berkata bahwa Natal adalah terang yang menyinari kegelapan Postmodern

 

            Kegelapan tidak selamanya berkuasa, karena fajar pagi akan segera terbit tepat pada waktunya. Terang dunia datang untuk menyinari dunia ini. Sehingga,

 

“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (Yesaya  9:1)

 

            Bangkitlah dari kegelapan, bangunlah sebab fajar yang merekah, terang dunia telah bersinar dengan terangnya! Salah satu judul khotbah dalam Asahel Nettleton: Sermons From Second Great Awakening adalah “Profession Christians, Awake! Atau khotbah ini menyerukan kepada orang-orang Kristen KTP untuk segera bangun. Dan salah satu alasannya adalah, karena terang Injil, Kristus yang adalah terang dunia telah bersinar dengan terangnya. Cukuplah tidur anda, karena hari sudah pagi. Fajar sudah bersinar di ufuk timur. Terang dunia telah dating untuk menyinari dunia. Oleh sebab itu, janganlah bermalas-malas, bangunlah sebelum anda terbangun di dalam kegelapan yang lebih pekat, lebih dahsyat dari kegelapan dunia ini, kegelapan bangsa kita ini, yaitu kegelapan neraka.

 

            Dr. W.A. Criswell berkata bahwa “potret Yesus adalah terang di atas gelap.” Seperti Rembrandt yang pelukis brilian dan tersohor yang semua lukisannya menggunakan cat warna terang dengan background atau dasar warna gelap, demikian jugalah potret Yesus Tuhan kita. Ia selalu tampil sebagai terang dengan latar belakang gelap.  Ketika pada malam kelahiran-Nya, Alkitab mencatat,

 

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka” (Lukas 2:8-9).

 

Dan pada Perjamuan Malam sebelum Ia disalibkan, Ia makan roti dan minum anggur bersama Yudas yang telah berkonsfirasi dengan para pemimpin Yahudi untuk menyerahkan Yesus. Yesus yang adalah terang dikontraskan dengan Yudas sang pengkhianat, bayangan hitam dari protret Yesus.

           

Mengapa potret Yesus adalah terang di atas gelap, karena kedatangan terang adalah untuk mengusir kegelapan. Jika dunia ini berjalan dalam terang maka sang Terang, Yesus tidak perlu turun ke dunia. Ia turun ke dunia justru karena kepekatan dan kegelapan dunia semakin kelam dan Ia datang untuk menerangi Dunia. Pada tanggal 25 Desember 2005 yang lalu Dr. R.L. Hymers, Jr, yang adalah sahabat kita, Chancellor dari Sekolah Tinggi Theologi Injili Philadelphia kita berkhotbah di Baptist Tabernacle of Los Angeles dengan tema yang begitu luar biasa yang dapat menjadi alasan mengapa potret Yesus adalah terang dikontraskan dengan gelap. Tema khotbah itu adalah “The Darker the Night, the Brighter the Light – the State of Christianity in Our Time” atau dalam versi terjemahan Indonesianya, saya terjemahkan demikian “Tatkala Malam Semakin Gelap, Sinar Bercahaya Semakin Terang – Itulah Kekristenan Zaman ini.”

 

Dr. Hymers berkata, “Ini sungguh menekankan esensi dari Kekristenan. Pertama, sebelumnya ini adalah gelap. Dan kemudian munculah terang. Terang Kristus menghancurkan seluruh kegelapan, “kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka.” Dan bahkan saya harus tegaskan, tatkala malam semakin gelap, sinar bercahaya makin terang!”

 

Itulah yang terjadi di wilayah Romawi, ketika Kristus lahir. Banyak orang menjadi budak. Orang-orang pada umumnya tidak memiliki pengharapan. Kemudian Kristus lahir,

 

Terang itu bercahaya di dalam kegelapan.”” (Yohanes 1:5).

 

Orang banyak berduyun-duyun datang kepada terang. Kekristenan menyebar cepat sekali ke seluruh wilayah Romawi, dan bahkan keluar wilayah Romawi. Tatkala malam semakin gelap, sinar bercahaya makin terang!

Itu jugalah yang terjadi di Israel. Tidak ada lagi nabi di Israel untuk kurun waktu selama empat ratus tahun. Yudaisme menjadi kuat hanya dalam ritual keagamaan belaka. Tidak ada pribadi yang dapat berbicara dengan Tuhan. Manusia meraba-raba melalui berbagai macam upacara keagaamaan. Kegelapan telah menimpa. Kemudian “terang itu bercahaya di dalam kegelapan”! Tabir Bait Suci terbelah menjadi dua ketika Kristus mati di kayu salib. Kristus bangkit dari kematian, dan kegelapan tidak berkuasa atas terang! Tatkala malam semakin gelap, sinar bercahaya makin terang!

 

Itu jugalah yang terjadi pada Abad-abad Pertengahan. Kita menyebutnya dengan periode “Abad-Abad Kegelapan,” dan kita memiliki alasan untuk menyebutnya demikian. Kekristenan telah membusuk. Tetapi, lagi,  kemudian “terang itu bercahaya di dalam kegelapan,” Luther bangkit dan bersama dia bangkit kebangunan rohani Reformasi yang agung. Tatkala malam semakin gelap, sinar bercahaya makin terang! Ratusan ribu orang keluar dari kegelapan dan masuk ke dalam terang Kristus! Tatkala malam semakin gelap, sinar bercahaya makin terang

 

Lagi, pada abad ke delapan belas, kegelapan menyelimuti dunia kembali. Gereja-gereja mengkhotbahkan moralitas yang kering. Kondisi ini memimpin para pemikir dan banyak pengkhotbah jatuh ke dalam kebutaan Deisme. Tuhan dianggap tidak nyata dan kejam. Tetapi, lagi, “terang bercahaya di dalam kegelapan.” Sambil meraba-raba dengan samar-samar melihat kebenaran, sekelompok kecil mahasiswa Oxford menyaksikan pengalaman riil dari Tuhan di dalam Kristus. Terang datang kepada mereka dan mengusir kegelapan. Mereka bertobat. Dan dari sekelompok kecil mahasiswa ini munculah George Whitefield, John Wesley dan Charles Wesley untuk pergi memberitakan Injil di lapangan-lapangan terbuka dengan kuasa Tuhan. Ratusan ribu orang datang untuk mendengarkan khotbah mereka dan jumlah mereka yang bertobat tak dapat dihitung. Terang bercahaya lagi di dalam kegelapan.  Kebangunan Rohani Agung Pertama telah datang. Gerekan kaum Baptis kita, Presbyterian dan Methodis, menyerukan pertobatan dan ribuan orang di gereja-gereja kita mengalami sukacita dan kebangunan rohani menyapu seluruh dunia berbahasa Inggris! Dan, kemudian datang kembali Kebangunan Rohani Agung Kedua dam Kebangunan Rohani Agung Ketiga. “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan.” Tatkala malam semakin gelap, sinar bercahaya makin terang

 

Pada tahun 1949 misionaris-misionaris diusir dari China. Komunis memerintah China. Gereja-gereja alkitabiah ditutup. Pemerintah Komunis menyita semua Alkitab yang mereka miliki dan membakarnya di perapian. Komunis menyebut Kekristenan sebagai, “The white man’s religion”. Selama lima puluh tahun Komunis melakukan kekejaman mereka untuk membasmi Kekristenan sejati di China. Tetapi kemudian suatu keajaiban mulai terjadi. Rakyat China mulai lapar dan haus akan Yesus Kristus. Banyak pendeta-pendeta China yang setia dimasukkan ke dalam penjara. Banyak yang disiksa. Ratusan orang dibunuh oleh Komunis karena memberitakan iman Kristen. Banyak orang di Barat berpikir bahwa Kekristenan menyebar ke seluruh dunia. Tetapi pada umumnya orang masih lapar akan kebenaran di dalam Kristus. Puluhan ribu orang membentuk kelompok-kelompok kecil dan membentuk gerakan “gereja rumah”. Mereka menghadiri pertemuan ibadah ini dengan sembunyi-sembunyi. Namun gerakan Kristen sejati ini  bertumbuh pesat di sepanjang dekade ini. Pada akhirnya, pada tahun 1980-an, Kekristenan Alkitabiah benar-benar meletus di China. Dr. Hymers pernah mengatakan bahwa ada lebih dari 1,000 orang bertobat kepada  Kristus di China setiap jamnya dalam dua puluh empat jam sehari, dan dalam tujuh hari seminggu. Kebangunan Rohani pernah terjadi di China – kemudian menyebar ke Asia Tenggara. Kebangunan rohani di antara orang-orang Hmong di Asia Tenggara adalah salah satu yang tak terduga, dan ini merupakan kebangunan rohani yang benar-benar agung di zaman kita ini. Di tengah intensitas penganiayaan yang kejam, orang-orang Asia mengalami kebenaran dan kebangkitan Kekristenan Alkitabiah yang hampir tidak bisa dipercaya – di tengah-tengah agresi dan penganiayaan Komunis dan penganiaya lainnya. Ini adalah pekerjaan Tuhan, dan ini sungguh agung dalam pemandangan kita. Lagi, Tatkala malam semakin gelap, sinar  Kristus bercahaya makin terang di negara-negara Dunia Ketiga ini seperti di China dan Asia. Ini jugalah yang sedang terjadi di India, di mana ada begitu banyak orang India dari kasta yang sering disebut “paria” sedang membanjiri gereja-gereja. Mereka tidak ingin menjadi orang-orang yang terbuang dari masyarakat atau “terkucil/ paria” dan ribuan dari mereka telah menemukan bahwa Allah di dalam Kristus sajalah yang dapat memberikan kebebasan kepada mereka dari dosa dan memberikan kepada mereka kehidupan yang kekal. Benar inilah yang dapat dikatakan tentang mereka – malam makin gelap, terang Kristus bercahaya makin terang di antara mereka. Segala pujian hanya bagi Tuhan untuk curahan-curahan anugerah yang tak terkatakan dan tiada taranya di ladang yang gelap dan penuh dengan berhala ini.

 

Semua contoh dalam sejarah ini, dan di seluruh dunia pada zaman ini, menunjukkan bahwa Kristus menang atas maut. Kristus hidup – dan Ia mencurahkan anugerah keselamatan kepada jutaan orang di negara-negara Dunia Ketiga. Kristus tidak di sini! Ia telah bangkit seperti yang pernah Ia katakan! Dan Kristus telah bangkit memberikan orang-orang ini sesuatu yang mereka tidak mungkin temukan dalam gelapnya Komunis dan penganiaya. Kristus memberikan pengharapan!  Komunis dan agama buatan manusia tidak dapat memberikan pengharapan kepada mereka. Kristus mengampuni dosa mereka dan memberikan Hidup yang kekal. Komunis tidak dapat memberikan pengampunan dosa. Komunis tidak dapat menghancurkan penjara dosa dan membebaskan dari dosa. Tetapi Kristus telah bangkit dari kematian. Dan Kristus dapat dan memberikan hidup kepada mereka dari perbudakan tanpa pengharapan dari Partai Komunis, atau belenggu penganiaya!

 

Anda tahu bahwa kita memiliki pelayanan Internet dalam 8 (delapan) bahasa sekarang ini untuk menjangkau dunia. Anda bisa mengunjungi website yang saya design di www.philadelphia-international.com atau www.DrEddyPeter.org atau www.wacriswell-indo.org dan dalam website kita ini tersedia khotbah saya, Dr. Eddy Peter, Dr. R.L. Hymers, Jr dan Dr. W.A. Criswell dalam total 8 bahasa, yaitu bahasa Inggris, Spanyol, Mandarin/China, Korea, Jepang, Arab dan Indonesia, dan bulan ini saya telah meminta Ir. Emil Boen, M.Sc. yang melayani di Delf, Negeri Belanda untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Belanda, dan bulan ini sudah ada enam khotbah dalam bahasa Belanda. Dan saya juga sudah menghubungi teman-teman kita di Jerman dan mereka bersedia untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Saya yakin bahwa pemerintahan Komunis di China, Vietnam, dan tempat-tempat lainnya, menyaring khotbah yang kami di website setiap Minggu khususnya yang dalam bahasa Mandarin. Mereka berkata khotbah seperti khotbah kami ini berbahaya bagi Komunis. Dan mereka memang benar. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi keamanan negara atheis dari pada  pemberitaan Injil Kristus.  Namun Dr. Hymers pernah berkata bahwa khotbah kami sedang menembus China. Website kami masuk ke “China” – dengan banyaknya orang yang membaca khotbah-khotbah ini, mencetaknya (print out) dan membagikannya kepada orang lain di gereja-gereja bawah tanah. Ini tidak masalah bila ribuan orang membaca copy bajakan dari khotbah-khotbah ini baik di China, Korea Utara, dan Kuba. Saya percaya, walaupun begitu sedikit bacaan-bacaan Kekristenan yang dapat diperoleh, khotbah-khotbah ini, atau bahkan hanya satu khotbah ini saja yang dicopy dan di sebarkan secara sembunyi-sembunyi, disalin dan dikhotbahkan akan jauh lebih meluas di ladang   penganiayaan ini. 

 

Malam ini saya menantang Anda, apakah Anda telah sungguh-sungguh menerima Terang itu? Apakah Anda sudah bertobat dan diselamatkan? Apakah Anda sudah keluar dari gelapnya dunia ini dan masuk ke dalam terang Kristus Tuhan kita? Itulah yang patut Anda renungkan sebagai perenungan Natal malam ini. Dan kepada Anda para mahasiswa teologi dan para hamba Tuhan saya bertanya, apakah Anda sadar bahwa kita sedang berada dalam gelapnya postmodern? Apakah Anda yakin bahwa di tengah kegelapan akan selalu terbit terang? Yesus berkata, “Aku adalah Terang dunia” dan Ia juga berkata, “Kamu adalah terang dunia.” Apakah Anda bersedia dipakai di tangan-Nya untuk menerangi dunia, bangsa ini, bahkan Kekristenan zaman ini yang menurut Hank Hanegraaff telah masuk ke dalam Great Apostasy atau kesesatan agung? Mari kita berjuang saudaraku. Ingatlah Kegelapan tidak selamanya berkuasa, karena terang akan mengalahkannya. Jangan berkecil hati oleh karena kita diam di tengah kegelapan zaman karena “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan.” Tatkala malam semakin gelap, sinar bercahaya makin terang