Come back

PEMBAPTISAN ADALAH PERINTAH TUHAN

(THE BAPTISM GOD COMMANDS)

 

Oleh Dr. W. A. Criswel

Diterjemahkan oleh Mahasiswa STTI Philadelphia

 

08-26-79

 

Matius 28:18-20

 

 

Sebagai latar belakang teks kita adalah Amanat Agung dalam Injil Matius—Matius menutup Injil dengan kata-kata ini: “Yesus mendekati mereka dan berkata: “ Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di Bumi.”

 

Jika anda ingin tahu ke mana tujuan akhir dari dunia ini, itu tidak akan mungkin menjadi Komunis. Dan itu tidak akan berakhir menuju kerajaan kegelapan. Itu tergantung pada anugerah, yang berada dalam tangan Yesus Tuhan kita: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di Bumi.”

 

Atas dasar itu maka:

 

Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

 

Ajarlah mereka mlakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

 

Ini adalah Amanat Agung Tuhan kita.

 

Jadi, permulaan Injil dalam Alkitab dimulai dengan munculnya seorang pengkhotbah Baptis. Dikatakan di sini bahwa namanya Yohanes. Dia mula-mula dirahasiakan dari umat Israel, sampai tiba waktunya untuk mempertunjukkannya kepada Israel.  Dan ia datang membaptis, memanggil orang kepada pertobatan dan membaptis orang yang sudah bertobat.

 

Maka dikirimlah orang-orang kepadanya, dalam kesaksian di mana ada dalam Yohanes pasal yang pertama, mulai pada ayat 19.  Dikirimlah beberapa Imam dan orang-orang Lewi untuk bertanya kepada orang ini, “Dari mana kamu datang, dan darimana kamu mendapatkan pesanmu, dan atas otoritas siapakah kamu menyampaikan itu?”

 

Dan ia menjawab: “Aku adalah suara yang berseru-seru di padang gurun. aku tidak memiliki pesan tetapi Tuhan. Aku adalah diutus dari Surga. Aku adalah perantara yang menyampaikan perkataan dari Tuhan.”

 

Setiap pengkotbah yang benar sejak dari hari Yohanes, orang Baptis yang pertama, haruslah seperti itu.  Ia tidak menyampaikan pesannya dari dirinya sendiri.  Itu bukanlah suatu prestasi intelektualnya. Tetapi, ia adalah seorang duta besar dari Tuhan, yang diutus dengan suatu pesan dari surga. Ia adalah suatu suara.  Ia adalah suatu gema. Perkataan yang ia sampaikan bukanlah dari dirinya. Itu datang dari Allah.

 

Dan jika dia adalah seorang utusan dan wakil serta pesuruh dan duta besar yang benar, inilah apa yang ia tidak boleh lakukan. Dia tidak berkotbah dari dirinya sendiri, atau dari apa yang ia pikirkan, atau dari pengetahuaanya sendiri, atau gagasannya sendiri.  Tetapi, ia sedang menyampaikan pesan dari Tuhan.  Ia adalah seorang duta besar yang berbicara tegas dari tahta kemuliaan.

 

Anda mempunyai satu ilustrasi yang berharga tentang  beberapa hari terakhir itu. Pemerintah Amerika Serikat menetapkan seorang kulit hitam yang bernama Andrew Young untuk menjadi utusan kita dan untuk menjadi duta besar kita kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dia orang kulit hitam, dan kita harapkan bahwa dia akan membantu kita dalam membuat hubungan kita dengan ketiga Negara yang sedang dalam keadaan darurat.

 

Maka, orang kulit hitam ini pergi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia adalah seorang duta besar yang dikirim untuk menyampaikan pesan dari pemerintahmu kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.  Tetapi, dia menetapkan suatu pesan menurut dugaannya sendiri, ia menyampaikan pesannya, gagasannya, dan pendekatannya. Sehingga, ia mengingkari janji jabatan yang berkenaan dengan tugasnya sebagai duta besar, ia menjadi wakil dirinya sendiri. Tentu saja ada rasa trauma untuk mengikuti hal tersebut, ini diketahui oleh seluruh dunia. 

 

Seorang pengkhotbah persis seperti itu.  Dia adalah seorang duta besar.  Dia adalah seorang pelayan. Ia disebut sebagai wakil. 

 

Dan dia dikirim dengan suatu pesan dan pesan yang akan dia sampaikan diharapkan dari Tuhan, bukan pesanya sendiri.  Dia hadir sebagai seorang dari Kedaulatan besar dan, sedemikian, ketika ia berdiri di hadapan orang-orang adalah untuk menyampaikan Firman Tuhan, itulah yang seharusnya. Bukan dari perkataanya. Tetapi dari perkataan Tuhan sendiri.

 

Jadi, orang ini, Yohanes, memulai suatu dispensasi baru, suatu Perjanjian Baru.  Ia memulai suatu era baru.

 

Tuhan selalu melakukan hal yang seperti itu. Dalam berbagai pegerakan besar atau jawaban dari surga, Tuhan selalu melakukan hal itu melalui manusia.

 

Itulah yang menjadi panggilan Abraham, atau panggilan Nuh, atau panggilan Samuel, atau panggilan Daud, atau panggilan dari Yesaya.

 

Di dalam peristiwa ini, itu adalah panggilan seorang yang bernama Yohanes: “Muncullah di sana seseorang—dia adalah seseorang yang dikirim Tuhan yang namanya Yohanes.”

 

Tuhanlah yang memberi nama baginya. Malaikat Gabriel datang kepada imam Zakaria. Ia adalah seorang ayah dan suami dari Elizabeth ibunya Yohanes.

 

Dan Gabriel memberitahukan kepada Zakaria bahwa ia akan mempunyai seorang putra.  Dan ia akan dipanggil (diberi nama) Yohanes.  Tuhan memanggil dia Yohanes.  Namanya adalah Yohanes.

 

Karena Zakaria tidak percaya akan keajaiban itu—“Saya sudah tua dan isteriku adalah wanita yang sudah tua”—Karena dia tidak percaya malaikat berkata:  “Kamu tidak bisa lagi berbicara, kamu akan menjadi bisu, sampai mukjizat itu terjadi.”

 

Di dalam pemeliharaan Tuhan, ketika anak itu telah dilahirkan, ibunya berkata, “ Namanya adalah Yohanes.”  Tetapi, semua keluarga yang datang pada  hari perayaan itu , ketika anak laki-laki itu telah dinamai dan disunat, mereka berkata, “Tak seorangpun di dalam generasi keluarga-keluargamu yang pernah bernama Yohanes.”  Maka, mereka datang kepada Zakaria, bertanya, “siapa namanya ?”

 

Dan Zakharia, meminta selembar kertas surat dan suatu pena, dia menuliskanya di atas bantal: “Namanya adalah Yohanes.” Dan dengan seketika itu juga terlepaslah pengikat lidahnya dan dia membesarkan (memuliakan) Tuhan.

 

Nama “ Baptis” adalah pilihan dari surga. Itu yang dikatakan Roh Kudus melalui kitab suci, dia disebut “orang Baptis”

 

Itu adalah sesuatu yang luar biasa didalam dirinya. Tiga kali di dalam Alkitab, kata “ Kristen” digunakan—tiga kali.  Kata “ Baptis” digunakan 14 kali.  Itu adalah nama dari Tuhan. Itu adalah nama dari surga. Orang itu adalah Yohanes Pembaptis (Yohanes orang Baptis), yang dinamai oleh Tuhan dari surga.

 

Ia adalah pengkotbah Kristen yang pertama.  Di dalam Lukas 16:16, ia mengaku terus terang bahwa Hukum Taurat Musa dan para nabi berhenti sampai Yohanes.  Bersama Yohanes, Perjanjian Baru (New Covenant) dan Perjanjian Baru (New Testament) mulai dikhotbahkan.

 

Kapan Yohanes muncul, ia muncul dengan suatu upacara yang tidak biasa dilakukan.  Dunia belum pernah melihatnya sebelumnya.  Itu adalah sesuatu yang baru.  Itu murni dimulai dari pikiran Tuhan.

 

Ada banyak orang membersihkan diri dalam kebudayaan Yahudi. Tetapi, tidak ada dalam perjanjian lama yang persis sama dengan baptisan; tidak ada dalam kitab apokrifa, atau dalam literature-literatur masa antara Maleaki dan Matius; tidak ada dalam Alkitab periode itu yang sama dengan baptisan.

 

Baptisan juga tak dikenal oleh Philo, seorang filsuf besar Yahudi, yang se zaman dengan Kristus.  Baptisan tidak di kenal oleh sejarawan Yosepus yang sejaman dengan Rasul Paulus.

 

Ada banyak upacara pentahiran dan banyak orang melakukan pembersihan di antara orang-orang Yahudi. Mereka mencuci kaki mereka, tangan mereka.  Mereka mencuci diri mereka di mana-mana. Pada waktu tertentu mereka mencuci bejana mereka sebagai upacara ritual.  Tetapi, mereka melakukan itu dari diri mereka sendiri.

 

Orang Yahudi membersihkan dirinya sendiri.

 

Yang pertama kali di dunia ini, pertama kali manusia melihat seorang laki-laki membersihkan/membaptis orang lain adalah ketika Yohanes Pembaptis melakukan hal itu. Dan utusan dari Yerusalem bertanya kepadanya denga berkata: “ Siapakah engkau sehingga engkau memperkenalkan ritual dan upacara yang baru ini?  Apakah kamu Kristus, Mesias?”

 

Ia berkata: “Bukan.”

 

“Apakah kamu nabi yang dijanjikan yang akan datang?  Elia?”

 

“Bukan.”

 

“Apakah engkau seseorang yang pernah Musa katakan yang akan datang setelah dia?”

 

Dan Yohanes berkata: “Bukan.”

 

Kemudian, mereka bertanya kepadanya: “ Dengan otoritas dan dengan perintah dan peraturan siapakah kamu membaptis?” 

 

Dari mana ini datang?  Anda lihat di sini bahwa dunia  belum pernah melihat hal itu sebelumnya.

 

Dan Yohanes menjawab: “Tuhan, yang mengirim aku untuk mengkotbahkan Injil, Tuhan yang sama adalah yang mengirim aku untuk membaptis. Itu datang dari surga.”

 

Itulah yang menjadi suatu tanda dan suatu lambang Perjanjian Baru, dispensasi yang baru, Perjanjian Baru, suatu tanda kelahiran era baru, tentang datangnya sesuatu yang baru, yaitu kabar baik.  Ada suatu tanda. Itu adalah baptisan.  Baptisan adalah tanda dan lambang Perjanjian Baru dan ciptaan baru dan dispensasi yang baru yaitu Perjanjian Baru.

 

Itu seperti suatu cincin perkawinan. Itu bukan perkawinan itu sendiri. Itu suatu tanda dan suatu lambang perkawinan itu.

 

Itu seperti suatu bendera. Ini bukan bangsa itu sendiri. Namun itu adalah tanda dan lambang bangsa itu.

 

itu seperti suatu janji keprajuritan. Bukan prajurit itu sendiri. Tetapi itu adalah janji kesetiaan yang mana prajurit itu berjanji sendiri di dalam ikrar kesetiaan kepada kaisar.

 

Sacramentum—atau yang mana kita menyebutnya dengan ordinansi. Kata itulah yang kita gunakan untuk menggantikan kata sacramentum. Karena keduanya memiliki makna tersirat yang sama sekali berdeda. Tetapi, pada awalnya ordinansi baptisan adalah suatu sacramentum, yang adalah, suatu sumpah kesetiaan kepada Tuhan kita.

 

Ada suatu tanda, suatu lambang, tentang perubahan yang baru, doktrin yang baru, dispensasi baru, perjanjian baru, dan itu adalah ordinansi atau upacara baptisan.  Karena ketika seseorang yang masuk ke dalam persekutuan yang baru dengan Tuhan, itu merupakan suatu sacramentum. Itu merupakan suatu ikrar kesetiaan dan ketundukan kepada Pemimpin baru kita, Raja kita yang baru, Tuhan kita yang hidup.

 

Dan seseorang yang mengalami kelahiran baru, yaitu pertobatan yang baru, yang sudah hidup baru, yang menjadi bagian dari Perjanjian Baru, setiap orang yang mengalami itu, dengan seketika ingin mematuhi—sacramentum (ikrar)—pada saat itu juga ia ingin mematuhi amanat agung itu dan kehendak dari Pemimpin baru kita, yaitu sang Juruselamat kita.  Secara otomatis ia akan melakukannya. Itu adalah tandanya. Itu adalah simbolnya.

 

Lambang dan tanda dari hari yang baru bagi kita adalah tanda dan lambang baptisan: “Aku ingin dibaptis.”

 

Bukankah itu sama dengan kisah cerita Filipus ketika ia menjekaskan Yesaya lima puluh tiga kepada pejabat keuangan Etiopia? Orang Yahudi dari Etiopia ini datang untuk menyaksikan bahwa Mesias adalah Kristus Tuhan, yang mati untuk dia, yang telah bangkit untuk dia. Dan pada saat mereka sedang berjalan mereka menemui suatu tempat yang banyak air.

 

Sida-sida itu berkata: “Lihat, di sini ada air. Apa halangannya jika aku di baptis?”

 

Dan Filipus berkata: “Jika anda percaya dengan segenap hati, boleh.”

 

Dan ia menjawab, katanya: “Aku percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan oleh Allah.”

 

Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Roh Kudus Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalananya dengan sukacita.

 

Itu adalah hal pertama yang dengan senang hati ingin dilakukan oleh orang Kristen yang telah bertobat: “Aku ingin dibaptis.” Ini adalah perintah yang pertama dan yang agung dari Tuhan kita kepada siapa yang telah menemukan Perjanjian Yang baru, dispensasi yang baru, hidup yang baru di dalam Yesus Kristus.

 

Dan jika itu tidak terjadi, saya tidak dapat memahaminya, dan saya tidak akan bisa memahami. Untuk inilah dia diselamatkan. Untuk inilah seseorang diperbaharui, dilahirkan kembali, untuk inilah dia menjadi anak Tuhan: “Aku ingin mengikuti Tuhan. Saya telah berubah.”  Dan jika tidak ada perubahan di dalam orang itu, saya tidak dapat memahaminya.

 

Salah satu dari berbagai hal yang paling tidak biasa dan asing yang saya sedang baca di dalam majalah dan surat kabar berhubungan dengan itu -- yang disebut pertobatan dari penerbit majalah pornografi yang bernama Hustler. Dan orang itu berkata: “Saya telah memiliki perubahan. Saya sudah diselamatkan. Saya telah menemukan Tuhan.”

 

Yah, kemudian, mengapa anda tidak menunjukkan perubahan?

 

Dan ia berkata, jika saya dapat menyimpulkan, “Pertama kali saya menerbitkan majalah pornograpi itu adalah untuk keinginan daging jasmani.  Tetapi, sekarang, saya sedang menerbitkan majalah  pornograpi jasmani ini untuk kemuliaan Kristus.”

 

Saya tidak dapat memahaminya. Itu sungguh tidak masuk dalam akal pikiran saya. Itu tak mungkin dapat dijelaskan. Ini sesuatu yang aneh menurut saya. Karena jika sifat seseorang telah berubah ia akan sadar dan berkata: “Saya tidak lagi sama dengan saya yang dulu. Saya tidak seperti saya lagi. Saya adalah orang yang berbeda. Saya sudah menemukan Tuhan.”

 

Dan yang pertama kali dipikirkan oleh orang Kristen, orang yang sudah diselamatkan, adalah ingin melakukan perubahan. Saya mempunyai seorang Pemimpin agung dan Dia memberikan amanat agung. Dan yang pertama dia katakan adalah, Ia memerintahkan saya untuk dibaptis.  Dan ketika seseorang tidak mendengarkan suara Tuhan, dan ia tidak berubah dan mematuhi suara Tuhan, saya tidak dapat memahami itu.

 

Ketika seseorang mengatakan, “Aku ingin menerima Yesus sebagai Juruselamat ku, tetapi aku tidak ingin dibaptis. Aku ingin Tuhan sebagai Pemimpin dari hidup ku, tetapi aku ingin menentang perintah besarNya yang pertama.” Saya tidak memahami jika ada orang yang bisa demikian itu. Itu sesuatu yang diluar pemikiran saya. 

 

Inilah yang harus dilakukan sebagai prajurit kaisar: untuk membuat suatu sacramentum (suatu ikrar), suatu sumpah kesetiaan, kepada raja Roma. Dan inilah yang saya pikirkan di dalam Kristus. Ini merupakan suatu ikrar. Ini merupakan suatu sumpah kesetiaan dan janji kesetiaan kepada Tuhan yang telah menyelamatkan kita. Dan inilah yang pertama Tuhan mintakan dari kita.

 

Selanjutnya, yang terakhir adalah pengakuan secara terang-terangan. Hal yang asing bagaimana Tuhan melakukan itu—tetapi, Tuhan mengerjakan berbagai hal yang memang tidak masuk di akal. Yang tidak bisa dipisahkan antara baptisan dan pelayanan penginjilan. Pembangunan gereja, perluasan kerajaan Allah—merupakan lingkaran yang utuh, di situ ditemukan tentang baptisan. Mereka terikat secara bersama-sama. Anda tidak akan menemukan suatu perkecualian menyangkut hal itu dalam Firman Tuhan.

 

Yang membuat saya heran adalah pelayanan, fenomena dan kesuksesan pelayanan dari pengkotbah baptis agung yang pertama, yang telah diringkas dalam satu kata “membaptiskan”—membaptis, membaptis.  Mengapa, hal itu sangat jelas diperkenalkan oleh Alkitab:

 

Yohanes pembaptis di padang gurun dan berkotbah tentang baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa. 

 

Dan dari sana dia pergi ke luar ke semua daratan Yudea dan kepada mereka yang ada di Yerusalem, dan semua yang dia baptis di Sungai Yordan, telah mengaku dosa mereka.

 

Apa kata-kata yang tidak biasa: “ Dia mengkotbahkan baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa.”  Dan “mereka datang dan dibaptis olehnya di Sungai Yordan.”  Keduanya saling berkaitan.

 

Ketika seseorang bertobat, ia telah dibaptis. Ketika seseorang diselamatkan, ia dibaptiskan. Dan baptisan adalah tanda dan lambang gerakan penginjilan masuk ke dalam kerajaan Allah.  Keseluruhan pelayanan Yohanes diringkas dengan kata membaptis. 

 

Ketika anda mempelajari Alkitab, keseluruhan pelayanan Kristus telah diringkas dengan kata “membaptis.” Tuhan membaptis para petobatnya melalui para murid-Nya.  Dan Dia mempertobatkan banyak orang dan membaptis orang-orang yang sudah bertobat lebih banyak dari yang dilakukan oleh Yohanes sang Pengkhotbah Baptis pertama itu. Dan pergerakan agung dari gereja Baptis dan Kekristenan adalah satu kesatuan. Mereka bukanlah dua.  Mereka adalah satu.

 

Dan di dalam teks yang luar biasa yang saya sudah baca hari ini, Amanat Agung, memenangkan jiwa, penginjilan dan pembaptisan adalah satu kesatuan. Keduanya adalah satu kesatuan. Mereka adalah satu, bukan dua.

 

Semua itu tidak dapat dipisahkan atas dasar perkataan ini “Bahwa saya memiliki segala kuasa di surga dan bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”

 

Keduanya adalah satu kesatuan: memenangkan jiwa dan membaptis. 

 

Keduanya adalah satu dan keduanya tidak dapat dipisahkan.  Karena itu bukan dua, tetapi satu kesatuan: pertobatan dan baptisan. 

 

Ketika saya membaca Perjanjian Baru, para rasul yang dengan setia mengikuti perintah surgawi yang agung dari Tuhan itu. Pada hari Pantekosta, ketika Simon Petrus mengkobahkan Injil dan banyak orang menjadi bertobat, hatimereka seolah teriris-iris, dan mereka berkata kepada Simon Petrus, “Apa yang harus kami lakukan?  Apa yang harus kami lakukan? Kami orang yang terhilang, apa yang harus kami lakukan?”

 

Dan Simon Petrus berkata, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu di baptis dalam nama Yesus Kristus karena pengampunan dosamu, dan kamu akan menerima Roh Kudus.”

 

Keduanya selalu  sejalan—selalu demikianlah di dalam Alkitab. Tidak ada perkecualian untuk itu. Seseorang yang telah mengaku percaya namun tidak mau dibaptis tidak pernah ditemukan dalam Alkitab. Itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pikiran Tuhan. Apa yang harus kami lakukan?  “Bertobatlah dan percayalah dalam Nama Tuhan Yesus Kristus dan berilah dirimu dibaptis karena pengampunan dosamu.” Keduanya adalah sejalan.

 

Pantekosta yang terjadi di Kaisarea, ketika Roh Kudus tercurah atas keluarga Kornelius, mereka sebelumnya adalah penyembah berhala, orang-orang yang menyembah berhala Roma, namun ketika Roh Kudus datang atas mereka, dengan seketika Simon Petrus berkata: “Dapatkah seseorang melarang supaya mereka tidak di baptiskan ke dalam air pada hal mereka sama seperti kita mengalami baptisan pada pentakosta?”

 

Dan pada saat itu juga mereka dibaptis.

 

Pada saat Paulus pertama kali mengkotbahkan Injil di Eropa, Lydia dibaptiskan. ia adalah seorang wanita pengusaha dari Tiatira. Pada malam yang sama, kepala penjara Filipi, yang sudah bertobat, dibaptiskan, ia dan semua anggota keluarganya.

 

Keduanya (pertobatan dan baptisan) adalah sejalan. Dan itu sebabnya mengapa anda melihat ketidak berhasilan yang sungguh luar biasa pada pengkotbah injil di abad modern ini. 

 

Zaman ini Anda memiliki kebangunan rohani yang agung. Dan di sana ada beribu-ribu orang yang maju ke depan, namun baptisan tidak pernah ditekankan. Dan setelah kebaktian kebangunan selesaui, mungkin anda hanya dapat membaptis dua atau tiga orang.

 

Betapa ini berbeda dengan Alkitab!  Betapa ini berbeda dengan Perjanjian Baru!

 

Keduanya selalu sejalan: perbedaan yang besar penginjilan zaman ini dan zaman Perjanjian Baru adalah pada saat mereka berbalik kepada Tuhan di dalam Kristus, dan seketika itu juga, mereka dibaptis. Itu adalah cara penginjilan yang benar di dalam Alkitab, jika, seketika kita menerima Kristus, kita akan melakukan baptisan pada saat itu juga. Keduanya selalu berkaitan.  Selalu demikian di dalam Alkitab, di dalam Perjanjian Baru, itu tidak dapat dipisahkan.

 

Saat ini itu sudah asing bagi telinga kita hari ini, sebab kita sudah memisahkan keduanya. Untuk inilah kita menerima Kristus, dan karena itulah mengapa kita harus di baptis.

 

Di dalam Alkitab, mereka melaksanakan keduanya. Ketika seseorang telah menerima Kristus, ia memberi diri dibaptiskan. Saya tidak pernah membaca tulisan yang mengatakan bahwa: “ Pendeta John Smith membaptiskan petobatnya di tengah-tengah pelayananya selama 10 tahun ini.”  Saya tidak pernah membaca yang seperti itu sepanjang hidup saya.

 

Saya tidak pernah membaca apapun sepanjang hidup saya bahwa Rev John Doe, atau Sam Jones, di sini di Pumpkin Center, atau di Licking Skillet, atau Possum Trot, atau Pull Tight, membaptiskan petobatnya selama 15 tahun pelayanan mereka. Saya tidak pernah membaca yang seperti itu dalam hidup saya. Itu tidak pernah mengerti itu entah mengapa.

 

Kita telah meninggalkan cara penginjilan dalam Perjanjian Baru. Penginjilan Perjanjian Baru selalu membawa bersama pengakuan iman di dalam Kristus, dan dengan seketika itu juga, “Di sini ada air.  Apa halangannya jika aku untuk dibaptis?”

 

Keduanya berjalan bersama-sama: melakukan suatu seruan untuk berbalik kepada Kristus, dan tanda dan lambang penerimaan seseorang adalah ia dibaptis,  pada saat itu juga. Ada yang tidak bisa dipisahkan di dalam baptisan yaitu suatu kesaksian yang besar untuk penginjilan, untuk kesaksian pertobatan, untuk kesaksian penerimaan Kristus sebagai Tuhan. Ini selalu sejalan.

 

Saya telah berkotbah selama 10 tahun di dalam maupun di luar negeri, di mana saya tidak mempunyai suatu tempat baptisan, ketika saya membaptis orang-orang yang telah bertobat, namun saya membaptiskan mereka suatu kolam yang ada di sana, jika saya ada di  West Texas atau New Mexico, saya membaptiskan mereka di sungai.

 

Seorang pengkotbah mengadakan kebaktian kebangunan rohani, pada suatu minggu sore, dan akan membaptis para petobatnya di sungai—Saya telah melakukannya berkali-kali, semua orang-orang berkumpul di bagian daratan berbaris di kedua sisi sungai. Dan saya masuk ke tengah sungai, membuka Alkitab, dan saya membaca dan mengkotbahkan suatu pesan dari tengah sungai, dan kemudian menyerukan panggilan pertobatan dan baptisan dan kemudian berdoa.  Dan kemudian kami menyanyikan suatu nyanyian. Dan apa yang kami akan nyanyikan ketika calon yang mau di baptiskan turun ke dalam sungai atau mengikuti saya ke dalam sungai—kita akan menyanyikan lagu ini:

 

 

Hari nan sungguh bahagia,

 

Hari ku dapatkan Tuhan!

 

Alangkah sukacitanya:

 

Di manapun dib’ritakan

 

Hari nan bahagia!

 

Yesus menghapus dosaku!

 

Dalam suatu kebaktian kebangunan rohani ada seorang wanita cantik bertobat, ia adalah seorang isteri yang manis dan ibu yang baik. Dan dia adalah wanita yang sudah menikah dengan seorang tinggi besar, seorang yang kejam dan tidak percaya Tuhan. Dan ketika ia mendengar bahwa isterinya akan dibaptis, ia berkata, “Jika pendeta itu membaptis isteri ku, saya akan mengambil ular hitamku -- cambuk banteng hitamku, dan saya akan melumatkan dia.”

 

Cambuk itu biasa kita sebut ular hitam ketika saya sedang bertumbuh (remaja)— cambuk banteng. Ketika seorang duduk di kereta kuda yang ditarik oleh dua kuda, atau empat atau enam kuda, ia duduk di kereta kuda dan ia memukulkan cambuk pada kulit kuda itu. Itu bunyinya akan seperti kilat ketika cambuk itu dicambukkan keras-keras sampai kulitnya terkelupas.

 

Dan ia berkata, “Aku akan ke sana, jika ia membaptis isteriku, dan aku akan mencambuk istriku berkeping-keping dengan  cambuk ini.”

 

Yah, ketika orang-orang mendengar tentang itu maka mereka tidak hanya datang untuk melihat yang membaptis itu, tetapi mereka juga datang untuk melihat pencambukan itu.  Sehingga mereka berbaris di pinggir sungai itu.

 

Dan salah satu calon yang mau dibaptis itu adalah isteri yang cantik dari orang itu, berpakaian putih dan ia akan dibaptis dalam nama Tuhan. Dia sudah diselamatkan.

 

Benar suaminya yang tinggi besar itu berdiri di sana—dan di tangannya, ada cambuk hitam, atau yang sering disebut ular hitam itu.

 

 

Dia berdiri di sana.  Di tempat orang-orang yang telah bertobat itu akan dibaptiskan dan diantara orang-orang itu adalah seorang isteri yang rendah hati, berpakaian putih bersih.

 

Teman-teman pengkotbah itu berkata, “Jangan kamu baptis dia. Suaminya akan mencambuknya.”

 

Pengkotbah itu berkata, “Itu adalah urusan antara dia dan Tuhan. Ini adalah ketaatanku kepada Tuhan.” Dia adalah seorang hamba Tuhan sejati.

 

Jadi pendeta itu berdiri di tengah sungai dan ketika istri orang itu turun ke air, ia membaptis wanita itu, mengangkatnya kepada hidup baru di dalam Kristus. Dan setiap mata memandang dia, laki-laki yang berbadan besar dengan cambuk di tangannya itu.

 

Ketika dia keluar dari air, ke pinggir sungai, ia menjatuhkan tangkai cambuknya, dengan tidak disangka-sangka, dia tersungkur di tempat itu. Ia berjalan ke tepi air untuk menyambutnya.  Ia menciumnya. Ia memakaikan pakaian hangat kepada istrinya. Kemudian ia kembali kepada pendeta itu. Dan berdiri di depanya dan di depan semua orang yang hadir di sana dan ia berkata, “ Pendeta, Saya juga ingin dibaptis.  Saya juga ingin dibaptis.”

 

Pendeta itu melakukan seperti apa pernah saya lakukan lakukan. Ia memanggil orang-orang ke dalam persekutuan. Laki-laki itu berdiri di sana bersama banyak orang di pinggir sungai itu dan mengaku dosanya dan bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, dan berkata, “Dan sekarang aku ingin dibaptis.”

 

Ada yang tidak bisa dipisahkan dalam ordinansi ini—Allah membuatnya begitu—suatu lambang dan tanda yang sangat bagus dari apa yang membuat kita menjadi Kristen: “Aku sudah menerima Tuhan, mati dan dikuburkan dengan-Nya, bangkit untuk memperoleh hidup baru di dalam Yesus. Saya sudah diselamatkan. Saya sudah menemukan Tuhan. Maka saya ingin dibaptis.”

 

Keduanya selalu berkaitan, selalu, dan selalu demikian.

 

 

Copyright © 2002 The Criswell Legacy. All Rights Reserved.