Come Back

PERTOBATAN MELIBATKAN PERUBAHAN AFEKSI

Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto

Dikhotbahkan di Philadelphia Baptist Fellowship, 2 April 2006

Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation.

Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu….” (Roma 8:8-9).

 

Dalam bab kelima ini kita telah melihat empat perubahan yang  terjadi dalam hati orang yang bertobat. Dalam bab ini saya akan menjelaskan perubahan yang lain di dalam hati, yaitu perubahan afeksi, atau perasaan-perasaan, di dalam hati orang yang telah mengalami pertobatan sejati.

 

1. Perasaan pertama yang berubah adalah kasih dan kebencian. Sebelum pertobatan hati seseorang tidak mengasihi hal-hal rohani. Ia tidak mengasihi kesucian batiniah atau kesucian hidup. Ia tidak mengasihi orang-orang suci. Ia tidak mengasihi Allah Sendiri, karena Allah adalah kudus. Sesungguhnya, hati yang belum bertobat memiliki kebencian batiniah terhadap Allah dan jalan-jalan-Nya. Bagaimanapun juga, orang yang belum bertobat biasanya menipu dirinya sendiri bahwa ia tidak tahu kondisi dirinya yang seperti ini.

Hati orang yang belum bertobat, dari pada mengasihi hal-hal tentang Allah, sebaliknya, mereka mengasihi kesenangan duniawi, dan kehormatan duniawi, karena hatinya hanya menyukai semua hal itu (Roma 8:5).

Namun pada saat bertobat kasih Anda akan berubah menjadi kebencian. Ini membuat Anda mengasihi Allah yang kudus dan umat kudus-Nya dan cara hidup mereka, yang sebelumnya Anda benci, dan ini juga membuat Anda membenci dosa-dosa yang begitu Anda kasihi di masa lalu. Pertobatan mengubah kasih dan kebencian Anda.

Bukti bahwa ini adalah benar dalam pertobatan yang nyata dapat dilihat dalam ayat berikut ini:

Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku” (Matius 10:37).

“Yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN”  (Mazmur15:4).

“Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.” (I Yohanes 3:14).

Orang-orang yang tidak bertobat membenci terang, karena terang menelanjangi dosa-dosanya. Namun sekarang ketika mereka bertobat ia justru mengasihi terang itu (Yohanes 3:19-20). Di sisi lain, tindakan-tindakan yang pernah mereka lakukan, sekarang ia membencinya (Roma 7:15). Ya, mereka bahkan membenci pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa (Yudas 23). Ini berarti bahwa mereka sekarang membenci segala sesuatu yang menyebabkan kehidupan yang tidak senonoh.

 

2. Dua afeksi kedua yang berubah adalah keinginan dan kebencian, apa yang Anda sukai dan apa yang Anda tidak sukai. Antara mengasihi dan membenci ini sudah sangat jelas – jadi saya tidak perlu berbicara banyak tentang semua ini. Keinginan orang-orang yang belum bertobat adalah hal-hal yang sensual/nafsu, itulah yang mereka sukai. Mereka tidak pernah dapat merasa cukup tentang semua hal ini. Orang yang tamak tidak akan pernah merasa cukup seberapapun banyaknya uangnya. Orang ambisius tidak akan pernah merasa cukup dengan gengsi yang telah ia capai. Orang-orang yang hanya memikirkan hal-hal yang sensual tidak akan pernah dapat dipuaskan. Secara menyeluruh hidup mereka menginginkan hal-hal kedagingan (Roma 13;14), dan memenuhi keinginan-keinginannya (Efesus 2:3).

Namun berhubungan dengan Allah, dan gereja, dan Sorga mereka tidak pernah tertarik. Mereka secara alami menentang semua hal itu, dan hanya memikirkan kesenangan mereka sendiri. Ini lah yang menyebabkan mereka menolak semua usaha kita untuk menyelamatkan mereka. Jika seseorang berusaha membuat mereka berpikir tentang hal-hal rohani, ada sesuatu yang ada di dalam diri mereka yang menentang itu, sehingga mereka tidak akan memperhatikan atau tidak akan mau bertobat.

Inilah alasannya mengapa pekerjaan kita sebagai hamba Tuhan begitu sulit. Seandainya mereka membutuhkan Kristus lebih dari pada kesombongan duniawi, maka mereka akan cepat atau mudah untuk bertobat!

Namun ketika anugerah pertobatan datang, itu akan mengubah semua keinginannya. Ketika anugerah yang mempertobatkan itu datang kepada Anda, itu akan membuat jiwa Anda haus akan Yesus. Kemudian Anda akan mencoba untuk berseru seperti Daud, “Jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus” (Mazmur 143:6). Kemudian kerinduan jiwa Anda akan menjadi bagi Kristus. Anda akan melihat bahwa Dia lebih Anda inginkan dari pada, emas (Mazmur 19:10).

Sebelumnya, Anda menginkan banyak hal, dan semuanya tidak ada yang dapat memuaskan Anda. Sekarang Anda hanya merindukan satu hal – yaitu Yesus – dan Anda akan sepenuhnya dipuaskan di dalam Dia (Mazmur 27:4; 73:25).

 

3. Dua afeksi berikutnya yang berubah pada saat bertobat adalah sukacita dan dukacita. Orang-orang yang belum bertobat secara alami tidak menemukan suka cita di dalam Tuhan dan hal-hal rohani. “Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya” (Amsal 18:2). Hanyalah  kesenangan nafsu yang mereka inginkan (Titus 3:3), dan “menikmati kesenangan dari dosa” dan itu adalah keinginan terbesar mereka (Ibrani 11:25). Mereka hidup dalam kesenangan duniawi sehingga membuat mereka menjadi gemuk pada hari pembantaian (Yakobus 5:5). Mereka tidak hanya melakukan kejahatan, namun juga menikmati ada bersama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan (Roma 1:32). “Pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan” (Amsal 1:22).   

Namun ketika anugerah yang mempertobatkan itu datang, Ia akan memberikan keinginan-keinginan yang baru kepada Anda yang belum pernah Anda miliki sebelumnya. Kemudian hal-hal yang sebelumnya Anda sukai menjadi nampak tidak menarik bagi Anda. Allah sendiri yang akan menjadi sukacita Anda (Mazmur 40:8). Pada hari Minggu Anda akan bersukacita beribadah kepada Dia di gereja. Ini tidak akan menjadi beban bagi Anda, karena Anda akan menyukainya ketika Anda bertobat.

Orang jahat berpikir bahwa mereka tidak  akan pernah menikmati hari yang menyenangkan lagi jika mereka menjadi orang Kristen, namun sebenarnya mereka justru akan lebih bersukacita jika mereka mau bertobat dari pada ketika ia belum bertobat! Sukacita yang dimiliki oleh orang-orang Kristen sejati di dalam Tuhan lebih dari segala sesuatu yang mereka nikmati sebelumnya.

Memang ada dukacita sejati setelah seseorang bertobat. Namun ini tidak sama seperti dukacita sebelum bertobat. The same is true of the sorrow of the converted. It is not the same as it was before conversion. It once caused them great pain to lose any pleasure, or to be wronged, or to suffer disgrace from people, or the loss of something, or bodily pain. They were truly the way Satan falsely accused Job of being. If you touched or took away anything from them they would have cursed God. But the lost state of their souls did not bother them at all. They were far more concerned about a small thing in this world than about their everlasting souls.

Namun secara sempurna ini berbeda ketika pertobatan itu datang. Mereka sekarang akan menangis karena dosa-dosa mereka, dan menangis karena kejahatan-kejahatan mereka di mata Tuhan. Sebelumnya mereka tidak tidak menangis karena dosa-dosa mereka, namun setelah bertobat ia menangis karena dosa-dosa mereka. Sebelumnya mereka tidak berdukacita kehilangan Sorga, namun sekarang mereka sangat berdukacita kerena dosa yang mereka perbuat di dunia ini.

 

4. Afeksi selanjutnya yang diubah dalam pertobatan adalah pengharapan dan keputusasaan.  Sebelum bertobat pikiran orang-orang yang masih terhilang dipenuhi dengan pengharapn-pengharapan palsu, atau mereka jatuh ke dalam keputusasaan. Pengharapan dari orang yang belum bertobat adalah melawan Alkitab; mereka menunjukkan khayalan jiwa mereka sendiri, dan mereka melangkah menuju kebinasaan dalam kekekalan.

Sama seperti seseorang sedang membayangkan bahwa ia sedang pergi ke London, namun pada kenyataannya menuju ke arah yang berlawanan, begitu juga orang-orang ini pada umumnya berharap akan masuk ke Sorga sementara mereka sedang dalam perjalanan menuju Neraka. Walaupun Tuhan telah menjelaskan kepada mereka bahwa mereka tidak akan memiliki damai sejahtera jika mereka terus melanjutkan perjalanan mereka di jalan ini (Yesaya 59:8), dan telah dijamin bahwa tidak akan ada damai sejahtera karena kejahatan ini (Yesaya 57:21; 48:22), namun mereka tidak percaya kepada Tuhan; mereka tetap pergi dengan berharap menemukan damai sejahtera dengan menghidupi kehidupan yang jahat. Pengharapan-pengharapan yang menyesatkan ini menyebabkan kutukan kekal bagi berjuta-juta orang, seperti yang secara terus menerus dikatakan oleh Alkitab kepada kita.

Namun ketika anugerah pertobatan itu datang, mendobrak pintu harapan-harapan palsu dari orang-orang berdosa, dan membuat mereka melihat betapa mereka selama ini telah ditipu oleh Setan. Ini membuat seseorang melihat bahwa semua hal yang ia dulu percaya dalam pengharapan-pengharapn palsu mereka tidak dapat menyelamatkan mereka.

Ketika Anda dibangunkan oleh anugerah pertobatan maka Anda akan berkata, “Saya pernah berharap dapat pergi ke Sorga tanpa pertobatan, namun sekarang saya melihat bahwa itu tidak mungkin dapat terjadi. Saya telah berpikir bahwa saya bisa menjadi cukup baik. Namun sekarang saya sadar bahwa saya menipu diri saya sendiri. Saya pernah berharap dapat diselamatkan oleh Kristus, melalui saya mengasihi dunia dan dosa-dosa saya. Namun sekarang saya melihat bahwa saya adalah orang buta yang bodoh. Saya pernah berpikir bahwa saya akan diselamatkan ketika saya mati, namun sekarang saya melihat bahwa saya akan terhilang untuk selama-lamanya.”

Ketika Anda pertama kali dibangunkan Anda akan dibawa ke dalam kondisi keputusasaan bahwa Anda tidak pernah dapat masuk Sorga tanpa pertobatan. Anda akan menyadari bahwa Anda tidak pernah dapat diselamatkan jika Anda tetap memelihara pikiran seperti yang pernah Anda lakukan atau pertahankan.

Dan kemudian datanglah suatu pengharapan yang baru yang belum pernah Anda miliki sebelumnya. Sekarang Anda mengarahkan pengharapan-pengharapan Anda kepada Allah dan Kristus. Sekarang pengharapan Anda dibangun di atas Kitab Suci dan Yesus Kristus, hanya kepada Dia! Pengharapan Anda akan dibangun, bukan di atas apapun selain di atas Darah Kristus dan kebenaran-Nya!

 

5. Perubahan selanjutnya dalam afeksi adalah antara keberanian dan ketakutan. Dosa-dosa orang yang belum bertobat begitu besar namun mereka tidak takut akan murka Allah dan api neraka. Orang-orang miskin rohani yang buta ini begitu berani, dalam kejahatan mereka, mereka berani melakukan dosa ketika orang-orang yang sudah bertobat tidak berani melakukannya. Mereka berani mengabaikan ibadah, minum-minum, mengucapkan kata-kata kotor, hidup ditengah-tengah kumpulan orang berdosa, dan tidak takut kepada Tuhan. Mereka berani mengambil resiko untuk menerima murka Allah dan Neraka itu sendiri. Jika Anda membicarakan tentang hal-hal ini kepada mereka itu tidak akan ada efek apa-apa terhadap mereka. Dalam keberanian mereka yang naïf, mereka berani membinasakn jiwa mereka sendiri. Seperti orang sakit jiwa yang berani melompat ke dalam air dan menenggelamkan dirinya sendiri, atau seorang buta yang berani turun ke ladang ranjau, karena ia tidak dapat melihat bahaya yang begitu besar, ini adalah semacam keberanian bodoh yang dimiliki oleh orang-orang yang masih terhilang.

Namun untuk melakukan apa yang benar, mereka sangat dikenal sebagai penakut. Mereka tidak berani menghadapi penderitaan yang sangat kecil untuk mencegah penderitaan kekal nantinya. Mereka suka mengolok-olok orang lain karena orang itu Kristen dan rajin ke gereja. Namun mereka tidak sadar sama sekali bila Allah membenci mereka. Orang yang belum bertobat tidak berani berdiri menghadapi ejekan dari keluarga dan teman-teman mereka yang masih terhilang, yang adalah musuh terlemah bagi kekristenan. Namun mereka justru mengambil resiko menerima kutukan Neraka setiap hari. Ini yang umumnya ada di antara orang-orang yang belum bertobat.

Namun ketika anugerah pertobatan itu datang, Anda akan memiliki afeksi yang sebaliknya. Kemudian Anda akan menjadi takut kepada Tuhan dan murka-Nya, dan berani menghadapi tentangan dari keluarga dan teman-teman yang masih terhilang. Anda akan berpikir bahwa keberanian menghadapi murka Allah itu adalah pikiran orang sakit jiwa, dan bukan keberanian. Tidak ada seorangpun yang dapat berdiri melawan seluruh kemahakuasaan Allah, jika Ia menghukum Anda. Oleh sebab itu, di dalam pertobatan, seseorang meletakkan dirinya sendiri di bawah kaki Tuhan dan berkata, “Tuhan, apa yang harus kauperbuat?” (Kisah 9:6). Ini adalah alasannya mengapa orang-orang yang bertobat datang kepada Kristus dengan gemetar (Kisah 16:29; 9:6). Alkitab berkata, “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan” (Mazmur 111:10; Amsal 1:7; 9:10). Sekarang, dalam pertobatan, Anda tidak akan takut lagi melakukan apa yang sebelumnya Anda takuti. Dulu Anda suka menipu orang Kristen lain, namun sekarang Anda tidak berani melakukannya lagi. Dulu Anda melakukan dosa-dosa tersembunyi, karena tidak ada orang lain yang melihatnya, namun sekarang Anda tidak akan berani melakukannya lagi karena Anda takut kepada Tuhan yang lebih besar dari segala sesuatu. Sekarang jika Anda menghadapi pencobaan untuk berbuat dosa, Anda berpikir, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:9). “Karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan” (Amsal 16:60. Ini adalah hasil dari pertobatan yaitu membawa orang-orang berdosa untuk takut akan Tuhan.

Ketika Anda bertobat Anda akan memiliki sedikit kekwatiran karena ancaman manusia, kerugian duniawi, atau berdiri di jalan menuju Sorga! Orang yang benar-benar telah bertobat memiliki sangat sedikit sekali ketakutan akan hal-hal ini. Di sini, di mana ketika orang-orang terhilang paling ketakutan, di situlah orang yang telah bertobat paling berani. Orang yang telah bertobat akan berkata, “TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku” (Mazmur 118:6). “Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (Mazmur 56:11). “Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka. Sebab ngengat akan memakan mereka seperti memakan pakaian dan gegat akan memakan mereka seperti memakan kain bulu domba; tetapi keselamatan yang dari pada-Ku akan tetap untuk selama-lamanya dan kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan kepada keturunan” (Yesaya 51:7, 8).

Ketika Tuhan mengubah orang-orang pada saat pertobatan, Dia menjadikan mereka tentara di bawah bendera Kristus, dan menetapkan mereka untuk berperang melawan pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa – yang dimaksud adalah iblis yang berkuasa di dunia ini. Oleh sebab itu Tuhan memberikan keberanian kepada orang-orang yang telah bertobat. Alasan mengapa kita melihat begitu sedikit orang-orang pemberani di gereja pada saat ini adalah karena hanya sedikit di antara mereka yang benar-benar telah bertobat. Yakinkan diri Anda bahwa Anda adalah salah satu dari sejumlah kecil itu! 

 

Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu” (Luke 12:32).

 

6. The next passion which changes in conversion is anger. This is a single passion and has no opposite. Before conversion, people are angry with those who confront them with their sins. If you speak to those who are lost against their beloved sins, they become very angry with you, as if you did them some deadly harm. You cannot speak to them very softly about their sins, without them taking great offence, as if you were out to disgrace and destroy them! When we do only half our duty as ministers, those whom we tell are lost are highly offended at us, as if we did too much. When I consider what Heaven and Hell are, that one of them will be at the end of every person's life, my conscience tells me that I should be very earnest with lost sinners, and take no excuse from them, until they turn to Jesus Christ in full conversion. They will say you are too zealous and too narrow if you do that. But aren't those the same things the Pharisees thought about Jesus Christ? Christ Himself is an offence to the ungodly world (I Peter 2:8; Romans 9:33). No wonder then if we who are converted to Christ also offend them. They will bear a secret grudge in their minds against a Christian who troubles them in their sins. "Anger resteth in the bosom of fools" (Ecclesiastes 7:9).

If you came in with a light and caught a thief or an adulterer, he would be offended. So are most wicked people when a minister points out their sins.

But when converting grace comes you will have a change of heart. You will then thank the preacher you were angry with. You will not love anyone more than you love the person who cared for your soul. A special love to those who were the means of your conversion will remain in your heart forever. You will be like an insane man who fought with his doctor, and treats those who try to cure him as if they came to kill him. But when he returns to his right mind, he will thank the doctors with all his heart. A sinner, before his conversion, is angry with those who try to help him – but when God turns his heart he will deeply love the faithful reprover.

When you are converted, your anger will turn away from others and will be turned against yourself. You were never so angry at the preacher for reproving you as you are now at yourself, for sinning against God. There is in every converted person a great anger or indignation against himself because of his sin. Then you will say, "I have sinned greatly" (II Samuel 24:10). Paul himself says he was insane! "Exceedingly mad against" the Christians before his conversion (Acts 26:11). And of himself and some other people, he said, "We ourselves also were sometimes foolish, disobedient, deceived, serving divers lusts and pleasures, living in malice and envy, hateful, and hating one another" (Titus 3:3). So you see that converted people are angry with themselves for their sinfulness. Therefore every converted sinner hates himself for his iniquity. This is why a real convert easily denies himself, while a false convert will not. False converts fall back into nominal Christianity because they have never been brought to hate themselves and their sinfulness. They have been forgiven little, so they love little (Luke 7:47). They easily, therefore, fall back into sin and nominal Christianity, because their conversion was false in the first place (Luke 8:13-14).

 

7. The last change in the affections made by converting grace is in the area of man’s content and discontent. Before you are converted, you are discontented if you do not have worldly pleasure. It is the things of this world that lost people find satisfaction and happiness in. But as for spiritual and heavenly things – they can do just as well without them.

But conversion changes the heart also on these things. For when you are converted, you will be satisfied with any state of life as long as you can have communion with God. A lost person is troubled and restless if his friends, or his house, or his health or something else in this world is not just right. He is discontented because it is on this earth that he looks for contentment. Therefore he is troubled when he misses earthly joys.

A true convert, on the other hand, is troubled on this deep level more by spiritual things than physical. If God hides His face, if the Spirit appears to withdraw, if there is trouble between him and a brother in the church, he is deeply pained and troubled. Nothing will make him feel better until these things are resolved. He is like a child who will not be quieted by anything except that which it cries for. So, the true Christian is not content with anything in the world except Christ Himself. The true convert is content with what he has because God has promised that He will never leave him nor forsake him (Hebrews 13:5).

Now, the Bible says:

"Except ye be converted, and become as little children, ye shall not enter into the kingdom of heaven” (Matthew 18:3).

This does not mean that children are sinless, or free from the threat of Hell. This is what Christ means in the verse:

1. At conversion you begin anew, like a child. You begin your life anew – born again! You begin a new life when you are converted, as a child has a new life to live.

2. At conversion you become as a little child in humility and in seeking small things. Children do not think of heaping up wealth or of becoming independent and free of responsibility. Their minds are too simple for these things, and so will your mind be when you are converted. It is as impossible to become a true Christian without humility as it is for a house to stand without a foundation.