Come Back

TANYAKAN PADA DIRI ANDA SENDIRI – 

“SUDAHKAH SAYA BERTOBAT?

 

Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation.

“Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam dirimu? Sebab jika tidak demikian kamu tidak akan tahan uji.” (II Korintus 13:5)

 

Richard Baxter sebagaimana dijelaskan kembali ole Dr. R.L. Hymers, Jr. dalam bukunya A Puritan Speaks To Our Dying Nation memberikan empat hal berikut ini tentang alasan untuk menguji apakah Anda benar-benar bertobat atau belum.

 

Mengapa Saya Katakan Anda Harus Bertobat?

 

Pertama, karena ini adalah hal yang sangat serius atau penting. Setiap orang diperhadapkan oleh keputusan yang harus diambil dalam hidupnya. Entah itu dalam dunia bisnis, pendidikan, memutuskan untuk menikah dan keputusan-keputusan lainnya. Setiap keputusan pasti ada keuntungan yang ingin dicapai dan sekaligus harus siap menghadapi resiko yang mungkin ditimbulkan oleh keputusannya. Setiap keputusan yang kita buat dalam hidup kita memiliki resiko tertentu yang harus kita hadapi. Orang yang berhikmat akan mengetahui resiko apa yang akan dihadapinya jika ia memutuskan sesuatu. Dan jika ia tahu bahwa ia dapat menghindari atau memiliki jalan keluar dari resiko itu, sudah pasti ia tidak akan mengambil resiko itu.

 

Neraka adalah resiko yang harus dihadapi oleh semua manusia jika ia tidak mau bertobat dan diselamatkan. Mungkin Anda berkata dalam hati Anda, bahwa karena Anda atau tak seorangpun belum pernah melihat Neraka dan Sorga, maka percaya bahwa tempat itu ada bukanlah sesuatu yang serius.

 

Orang buta sejak lahir tentu tidak pernah melihat mata hari. Namun apakah bijaksana jika ia tidak percaya bahwa matahari itu tidak ada karena dia tidak pernah melihat atau karena tidak bisa melihat? Mungkin Anda tidak pernah melihat kota New York, namun apakah bijaksana jika Anda berkata bahwa kota New York itu tidak ada karena Anda belum pernah melihatnya? Percaya Neraka dan Sorga atau tidak adalah hal yang serius. Karena jika Anda memutuskan untuk tidak percaya, maka tanpa Anda sadari Anda sedang menuju tempat itu, Neraka. Jika Anda tidak menganggap bahwa pertobatan Anda adalah sesuatu yang sangat serius dan keputusan terpenting dalam sepanjang hidup Anda, Anda sedang menghadapi resiko terbesar dalam hidup Anda, walaupun sebenarnya Anda bisa menghindarinya jika Anda bertobat hari ini.

 

Jika saya bisa, saya ingin mengajak Anda untuk jalan-jalan ke Neraka sekarang. Namun saya tahu bahwa itu tidak mungkin bisa saya lakukan. Oleh sebab itu, yang bisa saya lakukan adalah mengajak Anda membayangkan kita sekarang pergi jalan-jalan ke Neraka. Tujuannya adalah untuk mewawancarai mereka yang ada di Nereka. Kita bertanya kepada mereka, “Mengapa kalian berada di sini, apakah Anda memang suka berada di sini?” Saya yakin semuanya akan menjawab, “Tidak, saya sebenarnya tidak mau ada di sini?” Kita lanjutkan pertanyaan kita, “Lalu mengapa sekarang kalian ada di sini? Apakah semasa masih hidup di dunia, kalian tidak pernah mendengar bahwa Yesus dapat menyelamatkan kalian dari hukuman ini dan menolong kalian untuk pergi ke Sorga?” Saya yakin di antara mereka mungkin ada yang menjawab, “Tidak pernah!” Namun saya juga yakin pasti ada yang menjawab, “Ya, saya pernah mendengar itu!” Kita lanjutkan pertanyaan kita kepada kelompok ini, “Lalu mengapa kalian ada di sini, apakah kalian tidak mau percaya kepada Dia? Apakah Anda tidak mau pergi ke sorga?” Marilah kita dengarkan penjelasan salah satu dari mereka; “Sebenarnya saya tidak mau pergi ke sini. Saya ingin pergi ke sorga. Saya tahu saya harus percaya Yesus, dan sebenarnya saya mau. Pada waktu pengkhotbah menyerukan supaya saya bertobat dengan sungguh-sungguh, supaya saya mau diselamatkan dan dilahirbarukan, dan pengkhotbah itu memberikan ­altar-call dan mengundang saya untuk mengambil keputusan dan maju ke depan, saya masih enggan untuk melakukannya. Saya masih banyak urusan duniawi, tetapi saya akan mengambil keputusan di lain waktu. Ketika saya pulang dari gereja, hati saya begitu susah, selain mengingat khotbah tadi, masih banyak urusan bisnis yang harus saya selesaikan. Dalam suasana kekacauan hati saya itu membuat saya kehilangan kendali setir mobil saya dan mobil saya menabrak sebuah pohon besar di pinggir jalan. Dan saya tidak tahu lagi apa yang terjadi, yang saya tahu hanyalah ini, yaitu tiba-tiba saya berda di tempat ini.”

 

Perhatikanlah! Orang ini telah mengambil keputusan dalam kebodohanya untuk lebih memikirkan hal-hal duniawi dari pada keselamatan jiwanya. Tuhan Yesus pernah berkata, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Matius 16:26). Dia mau mengambil resiko terbesar dalam hidupnya walaupun ia tahu dapat menghindarinya, jika ia mau segera mengambil keputusan untuk bertobat selagi kesempatan masih diberikan kepadanya. Ia tidak menganggap pertobatan sebagai sesuatu yang serius, bahkan bisnisnya lebih serius dari itu. Apakah ini gambaran dari Anda?

 

Kedua, Anda harus yakin bahwa Anda benar-benar telah bertobat atau diselamatkan, sebab banyak orang hidup dan mati tanpa pertobatan. Saya yakin tidak ada separuh dari jumlah manusia di dunia saat ini yang mengatakan bahwa mereka telah diselamatkan. Dan lebih menyedihkan dari semua orang yang mengatakan dirinya sudah diselamatkan menurut perkiraan A.W. Tozer hanya 10 % yang benar-benar sudah di selamatkan. Ini menunjukkan fakta bahwa banyak orang hidup dan mati tanpa pertobatan. Saya mau Anda adalah salah satu dari yang 10 % itu. Oleh sebab itu Anda harus benar-benar tahu dan yakin bahwa Anda adalah orang yang sungguh-sungguh sudah bertobat.

 

Ketiga, Anda harus yakin bahwa anda benar-benar telah bertobat, karena gagal memahami inilah yang menyebabkan sedikit sekali orang Kristen yang benar-benar bertobat. Berapa persen dari Anda sekalian yang benar-benar memahami bahwa Anda adalah orang yang sungguh-sungguh diselamatkan dan bisa menjelaskan bagaimana Anda diselamatkan. Saya telah bertemu dengan banyak jemaat atau orang Kristen yang ketika saya bertanya tentang pertobatannya mereka tidak bisa menjelaskan kepada saya bagaimana mereka bisa mengatakan bahwa dirinya sudah diselamatkan. Paling-paling mereka hanya berkata asal saja, yaitu “Ya pokoknya percaya kepada Yesus!” Jawaban ini benar. Tetapi apakah  mereka memahami apa yang mereka katakan ini?

 

Orang yang sungguh-sungguh bertobat dapat memahami bahkan dapat menjelaskan apa arti pertobatan itu. Apakah arti dilahirkan kembali. Kalau saya mengatakan kepada Anda Sea Food itu masakan yang enak sekali, berarti saya bisa menjelaskan kepada Anda alasan saya mengatakan itu. Sangatlah mengherankan kalau Anda mengatakan sudah bertobat, sudah diselamatkan, namun tidak bisa menjelaskan bagaimana Anda diselamatkan. Dan jika Anda cek di lapangan, tidak sedikit orang Kristen yang seperti ini. Oleh sebab itu, ketidakpahaman akan pertobatan dirinya sendiri menyebabkan begitu sedikitnya orang Kristen yang benar-benar bertobat. Hanya 10 %.

 

Keempat, Anda tidak boleh merasa puas sampai Anda benar-benar yakin bahwa Anda telah diselamatkan, karena ini akan menjadi pengetahuan yang akan benar-benar memberkati Anda. Ketika saya masih kecil dan belum mangalami pertobatan, saya tidak pernah hidup dalam damai sejahtera, karena saya selalu membayangkan api Neraka dan saya yang sedang ada di dalamnya. Pengajaran guru-guru Sekolah Minggu saya selalu mengganggu hidup saya. Mereka selalu mengajar, “Anak-anak, jadi anak Tuhan itu harus jujur. Tidak boleh suka bohong dan mencuri. Bohong itu dosa. Mencuri itu dosa. Dan orang berdosa pasti masuk Neraka!” Guru Sekolah Minggu saya tidak pernah menjelaskan kepada saya bagaimana cara menyelesaikan dosa ini dan mengalami pertobatan. Sebaik-baiknya anak kecil pasti ada pengalaman berhohong, entah kepada teman maupun orang tua. Pasti ada pengalaman mencuri walaupun hanya mencuri Rp. 50,- dari uang orang tua. Pasti ada pengalaman iri hati jika melihat teman mempunyai mainan yang bagus atau makanan enak. Dengan demikian saya menempatkan diri saya sebagai orang berdosa yang harus masuk Neraka.

 

Setiap malam sebelum tidur saya mengalami ketakutan yang luar biasa. Saya takut tidak bisa melihat hari esok dan mati pergi ke Neraka. Bayangan api Neraka dan saya yang kesakitan di dalamnya terus hadir dalam pikiran saya. Bahkan tidak jarang saya berkata dalam hati saya, mengapa Tuhan menciptakan Neraka? Mengapa Tuhan menciptakan saya, kalau  harus pergi ke Neraka. Pembaharuan terjadi ketika saya mengalami pertobatan dan memperoleh kesalamatan. Saya tahu bahwa saya manusia berdosa yang terpisah dari Allah dan harus dimurkai, namun Kristus telah menggantikan penghukuman yang seharusnya saya terima di kayu salib dan menjembatani saya dengan Bapa. Dia telah menebus saya dan saya memiliki jaminan keselamatan. Kengerian api Neraka tidak membayangi saya lagi. Saya tidak akan pergi ke Neraka, namun saya akan pergi ke Sorga, karena saya telah percaya kepada Kristus.

 

Saya percaya banyak orang Kristen yang belum sungguh-sungguh bertobat dan tidak bisa memahami arti pertobatan hidup dalam ketakutan seperti yang pernah saya alami sebelum bertobat. Namun jika Anda benar-benar tahu bahwa Anda sudah bertobat, maka pemahaman itu akan memberkati Anda, seperti bagaimana setelah saya mengalami pertobatan, saya hidup dalam damai sejahtera tanpa ketakutan. Saya memiliki jaminan dari Tuhan bahwa kapan saja saya mati, saya pasti masuk sorga.

 

 

 

 

Apakah Bukti yang Menunjukkan Bahwa Anda Belum Bertobat?

 

            Lagi Richard Baxter memberikan enam test negatif untuk menunjukkan bahwa seseorang belum sungguh-sungguh bertobat.

 

            Pertama, orang yang tidak melihat dan menyadari bahwa dosanya adalah kejahatan terbesar yang patut dimurkai Tuhan, bukanlah orang yang benar-benar bertobat. Orang yang tidak pernah merasa bahwa dosa-dosanya harus diampuni oleh darah Kristus bukanlah orang yang telah sungguh-sungguh bertobat. Dr. R.L. Hymers, Jr., dalam khotbah yang disampaikan di di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Kebaktian Minggu Malam, pada tanggal 23 Maret 2003 dengan tema, “Why Believing in the KJV is Not Enough?” berkata;

 

 

Saya tidak yakin dengan apa yang seseorang katakan tentang apa yang disebut mempertahankan iman – jika ia mencuri uang untuk proyek pelayanannya, ia bukan orang Kristen yang baik – entah ia percaya KJV atau tidak! Ada “pembela” KJV yang berpikir adalah rohani mempertunjukkan perbuatan-perbuatan kedagingan – seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-21.  Omong kosong!

 

Engkau tidak dapat berpura-pura memiliki buah Roh (Galatia 5:22-23). Sifat murah hati orang Kristen, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri dan sebagainya, hanya keluar dari hati yang benar-benar telah bertobat. Itulah “buah Roh.” Beberapa orang yang mengganggap ini sepele, menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki buah Roh dalam hati mereka. Selanjutnya, mereka berpikir bahwa perbuatan daging adalah buah Roh! Mereka tidak dapat membedakannya.

 

            Banyak orang Kristen, bahkan yang berani mengatakan dirinya telah diselamatkan, namun dalam hidupnya tidak pernah menunjukkan buah-buah pertobatannya. Mereka pergi ke gereja hanya sebagai rutinitas dan tidak mempedulikan apakah mereka sudah mengalami pengampunan melalui pertobatan sejati atau belum. Mereka menganggap sepele perlunya pertobatan yang sejati. Saya percaya orang semacam ini bukanlah orang yang telah sungguh bertobat.

 

            Kedua, orang yang tidak menghargai kasih karunia sebagai sesuatu yang agung bukanlah orang yang telah mengalami pertobatan. Kasih karunia adalah pemberian cuma-cuma. Inilah keselamatan di dalam Kristus. Diberikan secara cuma-cuma bukan karena barang murahan yang tidak ada harganya. Seringkali orang berpikir kalau membeli sesuatu dengan harga yang murah atau dengan discount 20 % atau 50 % adalah barang murahan. Begitu juga karena mereka melihat bahwa kasih karunia ini diberikan dengan cuma-cuma atau discount 100 %, maka mereka menganggap murah kasih karunia Allah. Namun saya mau menegaskan kepada Anda, kasih karunia Allah bukan barang murahan seperti yang Anda pikirkan, namun ini adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya. Diberikan dengan cuma-cuma karena tidak seorangpun dapat membelinya walaupun diberi discount 99 %. Orang yang memandang kasih karunia keselamatan dalam Kristus sebagai sesuatu yang murahan dan tidak menghargainya dan bahkan berpikir bahwa mereka harus melakukan dengan kekuatannya sendiri untuk beroleh selamat bukanlah orang yang benar-benar bertobat (Ef. 2:8-9).

            Ada orang Kristen yang bahkan berpikir karena dirinya sudah diselamatkan, sudah dimerdekakan oleh Kristus, maka mereka bebas untuk melakukan dosa, sebab dosanya yang dulu, sekarang, bahkan yang akan datang sudah ditebus oleh Tuhan. Namun Firman Tuhan berkata, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Galatia 5:13). Kemerdekaan dalam Kristus adalah kemerdekaan dari dosa. Artinya kalau Anda telah dimerdekakan dari perbudakan dosa, berarti Anda akan bebas dari perbuatan dosa atau bebas untuk tidak berbuat dosa dan bukan justru bebas berbuat dosa. Jika Anda berpikir bahwa arti kemerdekaan berarti bebas berbuat dosa, maka Anda bukanlah orang yang sungguh-sungguh merdeka. Anda bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat, karena Anda tidak menganggap agung kasih karunia Allah di dalam Kristus.

 

            Ketiga, orang yang tidak pernah memiliki hati dan pengharapan untuk sorga, bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat. Keselamatan seharusnya menjadi sumber sukacita yang besar bagi orang yang telah sungguh-sungguh bertobat. Sorga adalah tempat yang selalu diharapkan oleh orang yang sungguh-sungguh bertobat. Alangkah mengherankan jika ada orang yang mengaku sudah diselamatkan, namun dalam pikirannya hidup di dunia lebih enak dari pada di sorga. Orang-orang demikian biasanya lebih memikirkan kehidupannya di dunia ini daripada pengharapannya akan sorga. Orang yang demikian bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat.

 

            Keempat, orang yang tidak pernah merasa sedih dan menderita ketika melihat dosa dan tidak membenci dosa bukanlah orang yang telah sungguh-sungguh bertobat. Orang yang telah dimerdekan tidak akan sejahtera ketika ia jatuh ke dalam dosa. Ia akan segera bertobat. Bedanya orang yang sudah bertobat dan belum bertobat adalah jika orang yang sudah bertobat jatuh ke dalam dosa, ia akan segera sadar dan bertobat dan mengalami pengampunan. Ia tidak sejahtera untuk tinggal lebih lama lagi dalam kehidupannya yang berdosa. Namun orang yang belum sungguh-sungguh bertobat, tatkala ia jatuh dalam dosa, ia bukannya segera sadar dan berbalik kepada Allah, namun justru menyelam makin dalam tanpa perlu untuk bertobat dan menerima pengampunan. Ia menikmati kehidupan dalam dosa. Jika Anda tidak merasa sedih dan menderita ketika melihat dosa dan membenci dosa, apalagi dosa yang Anda lakukan, Anda bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat.

 

            Ketika saya memberikan pelayanan di Efata Rotterdam Church, Negeri Belanda, gembalanya menceritakan kepada saya tentang bagaimana hancurnya kekristenan Belanda. Ia menggambarkan bagaikan Samson yang telah menjadi buta, itulah kekristenan Belanda. Ia juga memberitahukan kepada saya bahwa banyak orang Indonesia yang sudah terpengaruh oleh kehidupan penduduk asli, misalnya hidup dalam dosa dan ‘kumpul kebo’. Saya kaget ketika ia berkata bahwa orang-orang yang hidup secara ‘kumpu kebo’ ini tidak merasa perlu untuk bertobat. Mereka menuntut gereja untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk ambil bagian dalam pelayanan gerejawi tanpa mau meninggalkan kehidupannya yang penuh dengan dosa. Gereja yang menjaga kekudusan Tubuh Kristus menolak mereka untuk ambil bagian dalam pelayanan suci gerejawi, kecuali kalau mereka mau bertobat dan meninggalkan kehidupan ‘kumpul kebo’ atau hidupnya yang penuh dengan dosa. Sungguh mengherankan, karena disiplin gereja ini tidak membuat mereka sadar dan bertobat, justru akhirnya mereka membentuk persekutuan sendiri, yang terdiri dari orang-orang yang sama dan untuk pelayanan mimbar mereka mengundang para pengkhotbah yang mereka pikir bisa dibayar.

 

            Orang-orang seperti di atas memiliki antusias pelayanan, walaupun kita tidak tahu apakah motivasi mereka. Saya tidak berpikir bahwa orang yang menganggap sepele dosa, bahkan dosa yang sangat menyedihkan ini adalah orang yang sungguh-sungguh bertobat.

 

            Kelima, orang yang tidak memiliki hati yang sungguh-sungguh untuk mengemban tugas suci dari Tuhan, yaitu misalnya menjaga kekudusan dan menuruti firman Tuhan, bukanlah orang yang telah bertobat.

 

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah dating.” (II Korintus 5:17)

 

            Kata ciptaan baru di sini dalam bahasa aslinya adalah ‘ktisis’ yang berarti ‘creation’ atau sejajar dengan kata ‘bara’ dalam bahasa Ibrani P.L. yang berarti ex nihillo, ‘dari tidak ada menjadi ada’. Paulus ingin menjelaskan bahwa arti ‘ciptaan baru’ adalah ciptaan yang benar-benar baru bukan ciptaan baru yang dibangun di atas manusia lama, karena manusia lama telah mati dalam kematian Kristus ketika kita percaya. Oleh sebab itu, jika Anda adalah ciptaan baru, orang yang telah sungguh-sungguh bertobat, Anda tidak akan sejahtera hidup dalam dosa. Kehidupan dosa adalah karakter dan esensi manusia lama, bukan manusia baru. Oleh sebab itu, orang yang tidak menjaga kekudusan dan menuruti Firman Tuhan, bukanlah ciptaan baru. Ia bukanlah orang yang telah sungguh-sungguh bertobat.

 

            Salah satu ciri yang nyata bagi orang yang telah diselamatkan adalah ingin agar orang lain juga diselamatkan. Jika Anda tidak memiliki kerinduan hati agar orang lain diselamatkan, saya ragu apakah Anda benar-benar telah bertobat. John Newton sebelum bertobat adalah seorang penjahat. Ia adalah seorang pedagang budak. Namun setelah bertemu dengan Yesus, ia mengalami perubahan yang luar biasa. Ia menjadi ‘ciptaan baru’. Ia meninggalkan pekerjaannya dan menyerahkan diri untuk melayani Tuhan, menjadi hamba Tuhan. Ia menggembalakan jemaat di sebuah kota kecil. Pertobatannya menuntunnya kepada suatu perubahan hidup yang luar biasa. Menjauhi dosa dan melayani Tuhan dengan semangat dan kerinduannya agar setiap orang boleh memperoleh kasih karunia keselamatan yang begitu besar terlukis dari lagu yang diciptakannya yang telah memberkati banyak orang di seluruh dunia, yaitu Amazing Grace! How Sweet the Sound yang digubahnya pada tahun 1779.

 

                Sangat besar anugerahNya, yang t’lah kualami!

                Sesat Aku dulu kala, S’lamatlah ku kini

               

                Oleh anugerah hilanglah, segala takutku

                Betapa indah anugerah, memb’ri berkat restu

 

                Sering bahaya dan jerat, mengancam hidupku

                Oleh anugerah ku s’lamat, ke sorga ku tuju

 

                Di rumah Bapa yang baka, T’rang bagai sang surya

                Sejuta tahun ku di sana, tak habis ku puja!

                                (Amazing Grace, terjemahan LLB Sangat Besar Anug’rahNya)

           

Keenam, orang yang mengasihi apa yang ia miliki di dunia ini lebih dari kasihnya kepada Kristus bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat.

 

Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, jualah segala milikimu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.” (Matius 19:21-23)

 

Orang muda yang kaya ini tidak dapat masuk sorga bukan oleh karena ia kaya dan juga bukan oleh karena ia tidak mau menjual hartanya dan membagikan kepada orang-orang miskin. Ia tidak dapat masuk sorga karena ketika diperhadapkan pada pilihan, antara mengikut Yesus atau mempertahankan hartanya, ia memilih untuk mempertahankan harta miliknya. Orang yang lebih mengasihi apa yang ia miliki di dunia ini lebih daripada kasihnya kepada Kristus, ia bukanlah orang yang telah sungguh-sungguh bertobat dan tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Sorga.

 

Di sini saya tidak bermaksud supaya Anda semua menjual seluruh harta yang Anda sekalian miliki dan memberikannya kepada gereja atau kepada orang-orang miskin untuk menunjukkan bahwa Anda telah bertobat – walaupun jika Anda lakukan itu baik – namun di sini saya mau menegaskan, jika Anda diperhadapkan pada pilihan untuk memilh harta dunia atau memilih Kristus, apakah Anda dapat melepaskan harta dunia dan memilih mengikut Kristus? Jika Anda lebih memilih harta dunia, maka Anda sama seperti orang muda yang kaya dalam Matius 19:16-26, Anda belum sungguh-sungguh bertobat. Anda tidak layak untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga, lebih sulit dari “seekor unta masuk lobang jarum” (Matius 19:24).

 

Apakah Bukti Bahwa Anda Sudah Bertobat?

 

            Sambil membandingkan dengan bukti-bukti bagian kedua di atas, marilah kita melihat empat bukti yang menunjukkan bahwa Anda benar-benar sudah bertobat. Bahasa asli Alkitab, bahasa Yunani memiliki beberapa kata dan pengertian yang dalam untuk kata “bertobat” ini. Bahasa Yunani ‘epistrepho’ yang dalam Alkitab bahasa Inggris KJV diterjemahkan dengan kata “conversion” atau ‘konversi” memiliki arti “to turn around and towards” atau “ berpaling atau berbalik dan ke arah”. Richard Baxter menjelaskan dari kata ini menunjukkan bahwa ada dua sisi pertobatan, yaitu di satu sisi berarti berpaling dari  dosa dan di sisi lain mengubah menjadi arah kepada  Kristus. (Dr. R.L. Hymers, Jr., A Puritan Speaks to Our Dying Nation, hal. 50). Kata kedua dari kosakata Yunani Alkitab untuk bertobat adalah ‘metanoia’ yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris “repentance’ yang berarti ‘to undergo a change in frame of mind and felling’ dan ‘to make a change of principle and practice’  atau ‘reform’  (Wesley J. Perchbacher, The New Analitycal Greek Lexicon, hal. 272) atau secara sederhana ini berarti ‘suatu perubahan kerangka pikiran dan perasaan, perubahan prinsip dan praktek hidup, atau kembali ke bentuk semula, yaitu bentuk manusia sebelum jatuh ke dalam dosa’. Richard Baxter menjelaskan bahwa ini “menunjukkan perubahan pikiran – dari mengasihi dosa kepada mengasihi Kristus, dan membenci dosa.” (hal. 50). Kata ketiga adalah ‘palingenesia’ yang sering diterjemahkan dengan kata ‘regenartion’ atau ‘kelahiran kembali’, yang memiliki kemiripan makna dengan kata ‘metanoia’ namun sedikit berbeda, karena kata ini lebih mengacu ‘perubahan’ dalam pengertian ‘lahir kembali’, yaitu perubahan dari ‘manusia lama’ menjadi ‘manusia baru’. Dan kata keempat adalah ‘hagiasmos’ yang juga bisa berarti ‘conversion’ dan ‘sanctification’. Kata ini mengacu kepada kedalaman kasih untuk Tuhan, dan kesucian hidup yang keluar dari kasihnya kepada Tuhan itu.

 

            Dari studi kata di atas, cukuplah jelas bagi kita apa arti dari sebuah ‘pertobatan sejati itu’.  Dan apakah sifat atau natur pertobatan itu. Richard Baxter memberikan empat ‘nature of conversion’  atau sifat pertobatan, yaitu “change of mind, chage of heart,  change of life dan change of affections.” Untuk melihat apakah Anda sudah sungguh-sungguh bertobat atau belum, Anda dapat memeriksa diri Anda dari keempat perubahan ini yang seharusnya terjadi pada diri Anda.

 

Pertama, Apakah Anda telah mangalami perubahan pikiran (change of mind). Ketika seseorang mengalami pertobatan, maka mata dan pikirannya terbuka untuk memahami kebenaran. Orang yang belum sungguh-sungguh bertobat akan meragukan kebenaran Injil Kristus yang menyelamatkan. Mungkin mereka pernah mendengar, namun tidak mengerti, karena hatinya telah dibutakan oleh Iblis.

 

Alkitab berkata,

 

“Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (II Korintus 4:3-4)

 

            Orang yang belum sungguh-sungguh bertobat tidak memiliki perhatian yang serius terhadap kebenaran Injil. Yang menjadi perhatian utama dalam hidupnya adalah hal-hal duniawi. Mereka tidak merasa perlu serius mendengarkan khotbah atau membaca Alkitab, karena itu bukanlah yang utama dalam hidup mereka. Namun jika Anda sungguh-sungguh bertobat ada perubahan pikiran dalam diri Anda, yang mana jika dulu Anda tidak menggap khotbah atau firman Tuhan sebagai hal yang harus menjadi perhatian utama dan serius Anda, namun sekarang, setelah bertobat, Anda lebih serius memperhatikannya.

 

            Perubahan pikiran juga berarti bahwa Anda bertobat atau berbalik dari ketidakpercayaan kepada iman yang sejati. Sebelum bertobat Anda adalah seorang peragu. Anda ragu terhadap janji-janji Tuhan, ragu terhadap Firman Tuhan, bahkan ragu terhadap keselamatan Anda sendiri. Namun setelah bertobat seharusnya Anda tidak ragu lagi akan semua itu. Anda hidup penuh dengan iman yang sejati kepada Allah dan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.

            Sebelum bertobat Anda tidak merasa penting untuk menilai apakah pengajaran di gereja Anda selama ini benar atau salah. Namun jika Anda benar-benar bertobat, maka ada suatu perubahan pikiran. Anda akan berusaha mencari kebenaran dan bahkan berani menasehati, menegur, bahkan meninggalkan pengajar yang mengajarkan hal yang salah. Atau yang lebih baik mengajak diskusi pengajar Anda untuk bersama-sama kembali kepada kebenaran Alkitab.

 

Kedua, Apakah Anda telah mengalami perubahan hati (change of hearts). Perubahan pikiran yang saya maksud di atas sama dengan perubahan perasaan (feeling). Dan perubahan hati (change of hearts) yang saya maksudkan di sini adalah perubahan kehendak (will). Perubahan pikiran mempersiapkan Anda untuk mengambil keputusan atau berkehendak (will). Ketika Anda bertobat, Anda bukan hanya sekedar tahu dan berpikir (change of mind) harus memiliki dan memanifestasikan kasih Kristus, namun Anda juga harus memiliki kerinduan yang dalam untuk melakukan itu (change of hearts).

 

Ketika seseorang diselamatkan Tuhan memberikan hati yang baru dan bahkan Yesus sendiri diam atau tinggal dalam hatinya. Seringkali orang Kristen salah berdoa kepada Tuhan. Misalnya ada orang Kristen yang berdoa, “Tuhan berikanlah kasihMu kepadaku!” Doa demikian menurut saya adalah doa yang salah. Dan saya percaya Tuhan akan menjawab doa Anda demikian, “AnakKu, jika engkau meminta kasihKu kepada Ku, Aku tidak dapat memberikan kepadamu, karena Aku tidak memiliki kasih.” Saudaraku! “God has not love” tetapi “God is love”. Allah tidak memiliki kasih, tetapi Dia adalah kasih. Jika Anda mau memiliki kasih, mintalah Yesus tinggal dalam hatimu, bertobat, maka Yesus yang adalah kasih itu menjadi sumber kasih, damai sejahtera yang terus mengalir dari hatimu ke dalam seluruh hidupmu yang tiada henti-hentinya. Inilah apa yang saya maksud dengan change of heart.

 

Ketiga, Apakah Anda telah mengalami perubahan hidup (change of life). Perubahan pikiran dan hati seringkali bersifat subyektif, karena tidak ada seorangpun yang dapat melihat dengan jelas isi hati dan pikiran seseorang. Ada pepatah, “Dalamnya lautan bisa diukur, namun siapa yang dapat mengukur dalamnya hati dan pikiran manusia?” Oleh sebab itu, bertobat bukan hanya berarti perubahan pikiran dan hati, tetapi juga perubahan hidup (change of life). Apa yang nampak dalam kehidupan sehari-hari dari orang yang telah bertobat seharusnya memancarkan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Orang yang bisa ber-acting, pura-pura baik untuk dinilai orang sebagai orang yang telah bertobat saja belum tentu sudah benar-benar bertobat – seperti kemunafikan orang Farisi – apalagi yang dalam kehidupan sehari-harinya sama sekali tidak mencerminkan orang yang telah bertobat, mana mungkin memiliki hati yang sudah diubah, atau bertobat. Oleh sebab itu, Yesus berkata, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”

 

Keempat, Apakah Anda mencari kebahagian sorgawi lebih dari pada kebahagiaan duniawi (change of affection). Tanpa saya perlu mendorong Anda untuk mengasihi diri sendiri, Anda sudah melakukannya. Karena omong kosong kalau ada orang yang mengatakan tidak mengasihi dirinya sendiri. Untuk apa Anda bekerja? Karena Anda ingin mendapat uang untuk hidup. Bukankah ini mengasihi diri sendiri. Ketika manusia belum bertobat, ia mengasihi dirinya sendiri dan kesenangan duniawi. Namun setelah bertobat kasihnya kepada dunia beralih kepada Kristus. Ia akan mengasihi Kristus lebih dari apapun yang dapat diperoleh atau dimiliki di dunia ini. Firman Tuhan berkata, “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Ia rela meninggalkan kesenangan dunia untuk melayani Tuhan.

 

Anda sekarang sudah tahu betapa pentingnya pertobatan sejati itu. Anda sekarang dapat menyelidiki hati Anda, apakah Anda sudah sungguh-sungguh bertobat. Karena saya telah memberikan ciri-ciri yang membuktikan bahwa seseorang belum bertobat. Anda harus memiliki change of mind, change of heart, change of life dan change of affection. Sudahkan ini Anda miliki? Jika belum, belumlah terlambat jika Anda mengambil keputusan sekarang untuk bertobat dengan sungguh-sungguh. Ini adalah keputusan yang paling penting dalam sepanjang hidup Anda. Jangan mengambil resiko untuk tidak melakukan ini jika Anda tahu dan seharusnya sekarang sudah tahu bahwa Anda bisa menghindari resiko mengerikan ini. Jangan memperjudikan jiwa Anda, karena Anda tidak tahu kapan pintu pertobatan masih terbuka bagi Anda. Mungkin pintu pertobatan sudah ditutup besok dan jika demikian Anda telah mengambil resiko yang sudah pasti membawa Anda ke Neraka, jika hari ini Anda tidak mau bertobat. Ingat kata-kata saya seturut dengan perkataan Richard Baxter, “Saya berkhotbah seakan tidak lagi bisa berkhotbah kepada Anda lagi. Seperti orang yang sebentar lagi mati, saya berkhotbah kepada Anda yang sebentar lagi mati!” Masuklah ke dalam Kerajaan Allah sekarang, selagi pintu masih terbuka lebar bagi Anda!